MIMIKA — Di tengah hamparan kabut dan sejuknya udara Pegunungan Tengah Papua, ribuan karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) menggelar “Parade Budaya Indonesia” di Ridge Camp, Distrik Tembagapura, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Perayaan ini menjadi pembuka semarak Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di kawasan tambang terbesar di dunia itu.
Dengan mengenakan busana adat dari Sabang hingga Merauke, para karyawan—yang datang dari berbagai divisi operasi tambang—mengelilingi area Ridge Camp yang berada di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut.
Diiringi denting gamelan Bali, dentuman Reog Ponorogo, hingga petikan sape khas Kalimantan, mereka membawakan seni kriya dan tradisi dari daerah asal masing-masing.
“Keberagaman yang dimiliki Indonesia adalah kekuatan yang harus dirangkul,” ujar Executive Vice President Site Operations/Kepala Teknik Tambang PTFI, Carl Tauran, saat menyaksikan jalannya parade.

“Melalui Parade Budaya Indonesia, keberagaman menjadi alasan kuat yang mempersatukan karyawan dan komunitas PTFI untuk saling menghormati dan bekerja sama,” imbuhnya.
Parade ini mengusung tema miniatur Indonesia, dengan partisipasi dari berbagai komunitas internal seperti Perkumpulan Keluarga Batak Tembagapura (PKBT), Paguyuban Papua, dan perwakilan dari divisi-divisi kunci operasi.
Salah satu penampilan mencolok datang dari kolaborasi Divisi Mining Safety dan PKBT. Mereka memperkenalkan Owlie Ulos—maskot keselamatan berbudaya berupa burung hantu berkain ulos, simbol kebijaksanaan dan perlindungan.
Sementara Divisi Grasberg Earthworks bersama Paguyuban Papua menghadirkan simbol kearifan lokal melalui atribut khas Papua, termasuk noken—tas tradisional yang mereka angkat sebagai lambang kerja sama, kesabaran, dan solidaritas dalam keberagaman.

“Saya melihat setiap karyawan menunjukkan rasa hormat dan kekagumannya atas perbedaan suku, budaya, dan bahasa yang ada di area operasi PTFI. Ini menjadi gambaran nyata kedaulatan Indonesia dari tanah Papua,” ujar Ida Nekwek, karyawan Grasberg Earthworks.
Menurut Rode Ajomi, Ketua Panitia HUT ke-80 RI di PTFI, parade ini tak sekadar seremoni budaya, tetapi wujud nyata dari semangat persatuan dalam lingkungan kerja yang multikultural.
Ridge Camp sendiri merupakan pusat kehidupan karyawan yang dihuni lebih dari 12.000 orang dari berbagai latar belakang etnis dan divisi operasional.
“Lewat kegiatan ini kami ingin menampilkan keberagaman sebagai simbol persatuan Indonesia di PTFI, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Semoga hal ini dapat menginspirasi semua pihak untuk terus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Karena inilah kekuatan Indonesia,” kata Rode.

Parade Budaya hanyalah salah satu dari serangkaian kegiatan yang digelar PTFI sepanjang Agustus. Di dataran tinggi Tembagapura, kegiatan lomba dan pentas seni turut melibatkan warga Kampung Banti.
Di dataran rendah, seperti Ayuka dan Tipuka, berlangsung aksi bersih kampung dan berbagai perlombaan rakyat.
Di Nabire, PTFI menggelar operasi katarak gratis serta edukasi dan pemeriksaan mata untuk 1.000 anak sekolah.
Di Gresik, Jawa Timur—lokasi smelter hilir PTFI—berlangsung kegiatan donor darah, pelatihan digital bagi UMKM, dan Konser Melodi Tembaga Nusantara.
Semua kegiatan berpuncak pada upacara peringatan HUT ke-80 RI yang dilaksanakan serentak di lima titik kerja: Tembagapura, Kuala Kencana, Nabire, Gresik, dan Jakarta.
Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan dengan penuh semangat gotong royong dan kebersamaan bersama warga sekitar wilayah operasi.
Bersama putra-putri terbaik bangsa, PTFI terus berkontribusi untuk negeri, menjalankan operasi yang aman dan berkelanjutan sebagai wujud syukur atas 80 tahun kemerdekaan Indonesia.














