MALUKU TENGGARA — Setelah menempuh pelayaran panjang selama lebih dari satu hari, rombongan TIFA Creative dari Kabupaten Mimika, Papua Tengah, akhirnya tiba di Pelabuhan Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, pada Kamis (23/10/2025) pagi.
Mereka datang menggunakan kapal Pelni KM Leuser untuk tampil dalam ajang Festival Pesona Meti Kei 2025, salah satu festival budaya bahari terbesar di Indonesia Timur.
Kehadiran TIFA Creative disambut langsung oleh Ketua Panitia Festival Pesona Meti Kei 2025, Victor E. Budhi Toffi, M.Par., bersama jajaran pemerintah daerah.
“Selamat datang untuk adik-adik dari Papua Tengah yang luar biasa. Kehadiran TIFA Creative ini sangat dinantikan karena sudah viral di sini. Masyarakat Kei sudah menunggu penampilan mereka,” ujar Victor Toffi dalam sambutannya di pelabuhan.

Ia menjelaskan, festival yang telah memasuki hari keempat ini tengah menampilkan berbagai lomba dan pertunjukan budaya, mulai dari dayung sampan dragon boat hingga final Goyang Meti Kei.
Penampilan TIFA Creative dijadwalkan pada acara puncak 26 Oktober 2025 di Pantai Wisata Ngur Sarnadan, Desa Ohoililir.
Menurut Victor, undangan kepada TIFA Creative bukan tanpa alasan. Selain karena kiprah dan reputasi kelompok ini yang telah menembus berbagai event nasional, beberapa anggotanya juga memiliki darah Kei.
“Ini ada keterkaitan emosional. TIFA Creative membawa identitas budaya Papua yang kuat, tapi mereka juga memiliki ikatan dengan tanah Kei. Kolaborasi ini akan memberikan semangat baru bagi seniman lokal,” katanya.
Victor menambahkan, pemerintah daerah menyambut hangat kehadiran tim yang beranggotakan 13 orang tersebut. Ia berharap, interaksi antara seniman Papua dan Kei dapat menumbuhkan semangat pertukaran budaya dan memperkuat jaringan kreatif lintas daerah.
Dari pelabuhan, rombongan kemudian menuju Desa Ohoililir untuk menyatu dengan masyarakat setempat. Mereka disambut hangat oleh Kepala Desa Ohoililir, Yance Letsoin, dan warga desa yang menantikan kehadiran tim seni dari Papua tersebut.

Ketua Umum TIFA Creative, Dina Merani, dan Art Director, Alfo Smith, memimpin rombongan yang terdiri dari 10 penari. Mereka pun turut menghibur dan mengajak masyarakat untuk menari bersama dalam tarian seka di Pantai Wisata Ngur Sarnadan, Desa Ohoililir.
Sementara itu, dalam penampilan puncaknya nanti pada puncak acara, TIFA akan menampilkan karya unggulan berjudul Tari Pangkur Sagu — sebuah pertunjukan yang memadukan unsur budaya Papua dengan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Kei.
“Tari ini kami pilih karena punya makna yang dekat dengan tema Meti Kei. Saat laut surut, masyarakat Kei mencari ikan, lalu makan bersama dengan sagu atau papeda — simbol kesatuan antara laut dan daratan,” jelas Alfo Smith sebelumnya di Timika.
Meski berangkat dengan biaya mandiri dan dukungan keluarga, semangat TIFA Creative tidak surut. Mereka bahkan menggalang dana secara kreatif, termasuk berjualan kue lontar untuk menutup biaya keberangkatan.
“Ini perjalanan yang penuh makna. Kami ingin menunjukkan bahwa seni bisa menjadi jembatan lintas daerah, dan Papua bisa hadir membawa warna baru di panggung nasional,” tambah Alfo.

Festival Pesona Meti Kei sendiri merupakan perayaan tahunan fenomena alam “meti”, ketika air laut surut jauh hingga menyingkap hamparan pasir putih yang luas. Momentum ini menjadi simbol kesuburan laut dan kehidupan masyarakat pesisir Kei.
Dengan semangat kolaborasi budaya, kehadiran TIFA Creative diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi ribuan wisatawan yang memadati Maluku Tenggara pekan ini.
“Kami percaya, Meti Kei bukan sekadar festival, tetapi panggung pertemuan budaya yang menyatukan timur Indonesia dalam satu irama,” tutup Victor Toffi.
Festival Pesona Meti Kei 2025 digelar 20–27 Oktober di berbagai titik di Kabupaten Maluku Tenggara, dengan puncak acara di Pantai Ngur Sarnadan, Desa Ohoililir.
Tahun ini, festival mengusung semangat “Akselerasi Pembangunan Pariwisata Maluku Tenggara Menuju Destinasi Regenerative Tourism yang Berkelanjutan”, yang menampilkan menampilkan parade budaya, kuliner, hingga kolaborasi seni antar-daerah seperti Papua dan Kei.