PUNCAK – Dua orang dikabarkan meninggal ditembak di Kampung Weni, Distrik Mage’abume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Kamis (21/11/2024).
Hal itu dibenarkan oleh Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, melalui keterangan tertulis yang diterima Galeripapua.com pada Kamis malam.
Candra menyebut, penembakan itu dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sekitar pukul 16.55 waktu setempat. Adapun kedua korban merupakan tukang ojek.
“Aksi OPM tersebut adalah tindakan biadab, tidak berprikemanusiaan dan melanggar HAM, sehingga sangatlah wajar saat ini masyarakat menyebut OPM adalah penjahat kemanusiaan,” ujarnya.
Candra mengatakan bahwa jenazah kedua korban hingga kini belum dievakuasi.
“Saat ini, kedua korban meninggal dunia masih berada di tempat kejadian dan belum dievakuasi,” tuturnya.
Peristiwa penembakan ini juga dibenarkan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam siaran pers Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, Kamis malam.
“Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB telah menerima laporan resmi dari Komandan Operasi TPNPB Kodap XXVII Mayor Kelenak Murib pada hari ini Kamis, 21 November 2024 pukul 21.40 malam bahwa kami telah melakukan penembakan terhadap dua anggota intelijen militer Indonesia di Pos Maleo Puruleme daerah Sinak pukul 13.30 siang,” ungkapnya.
Sebby menyebut, penembakan tersebut diperintahkan langsung oleh Panglima TPNPB Kodap XXVII Bridjen Militer Murib dan mereka siap bertanggung jawab.
“Dalam laporan lebih lanjut, Bridjen Militer Murib menyampaikan bahwa warga Indonesia yang berkulit putih untuk segera keluar dari wilayah operasi TPNPB Kodap XXVII karena kami anggap itu sebagai agen intelijen militer Indonesia yang memasuki wilayah zona merah atau wilayah perang. Jika kami dapat, siap ditembak mati,” kata Sebby.
“Atas kejadian tersebut, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB mengumumkan kepada warga transmigrasi indonesia yang telah memasuki wilayah operasi TPNPB di 36 Kodap setanah Papua siap ditembak mati karena itu adalah Milisi Indonesia yang dikirim oleh Prabowo Subianto dengan misi khusus terutama memasuki wilayah Papua yang sedang dalam keadaan konflik bersenjata,” imbuhnya.
Di samping itu, warga asli Papua juga diingatkan untuk ikut berpartisipasi menjaga hak-hak seluruh masyarakat adat.
“Kami juga menyampaikan kepada seluruh warga Papua agar menjaga seluruh hak-hak masyarakat adat dan berhenti menjual tanah kepada pemerintah Indonesia karena itu dianggap saja dengan membunuh generasi Papua yang akan datang dan bertindak demi tanah air dan ideologi bangsa Papua,” pungkasnya.
Update berita terbaru lainnya dengan mengikuti saluran Galeripapua.com WhatsApp Channel. Klik link berikut https://whatsapp.com/channel/0029VafbmilChq6Dj7IL2i46