MIMIKA – Dalam rangka pengembangan kawasan pariwisata di Kampung Ipaya, Distrik Amar, Pemerintah Kabupaten Mimika menggelar seminar pendahuluan penyusunan masterplan di ruang rapat Kantor Bappeda, Rabu (12/10/2022).
Seminar tersebut dipimpin langsung oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Mimika, Maria Rettob mewakili Plt Bupati Mimika dan diikuti oleh sejumlah OPD terkait serta pihak konsultan dari PT Satria Creasindo Prima yang hadir sebagai pemateri.
Melalui sambutan pembuka, Maria Rettob menjelaskan bahwa Kampung Ipaya adalah salah satu daerah tujuan wisata yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Kawasan ini mempunyai potensi yang besar sehingga perlu ditingkatkan untuk menjadi satu kawasan yang menjadi kawasan pariwisata pantai. Oleh karena itu, kegiatan hari ini kita akan bersama-sama menyusun rencana pengembangan kawasan pariwisata Ipaya,” ujarnya.
Maria mengimbau agar setiap pembangunan fisik yang nantinya dimasukkan ke dalam masterplan tidak mengganggu atau menghilangkan aspek budaya yang ada di kawasan tersebut.
“Untuk itu, di awal pembentukan masterplan ini, kita dapat melihat penjelasan dari pihak konsultan sehingga setelah ini kita bisa mencatat dan memberi masukan kepada konsultan yang akan menangani pengerjaan ini,” katanya.
Selain itu, lanjut Maria, dampak lingkungan juga harus benar-benar diperhatikan. Sebab, sasaran yang ingin dicapai dari program masterplan ini adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan pariwisata Ipaya.
“Perencanaan harus dilakukan secara baik sehingga tidak menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan terjadi di lingkungan pariwisata tersebut,” tegasnya.
“Pembangunan aspek wisata ini juga harus dapat mengakomodasi peluang dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di kawasan pariwisata. Oleh karena itu, masing-masing OPD terkait diimbau dapat melihat peluang ini sehingga nantinya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Ipaya merupakan salah satu dari 26 destinasi wisata di Kabupaten Mimika, Papua. Berdasarkan hasil survei oleh PT Ksatria Satria Creasindo Prima, Kampung Ipaya sebagai destinasi wisata telah memenuhi empat kriteria, yakni keindahan, keunikan, kealamiahan, dan kekhasan.
“Keindahan itu termasuk kondisi alamnya seperti pantai pasir dan hutan mangrove. Keunikannya dapat melihat sunset dari titik yang strategis. Ipaya juga memang belum ada secara masif pembangunan yang dapat mengganggu keunikannya. Kekhasan tentu karena pantai ini berada di bumi cendrawasih yang secara karakteristik budayanya sangat potensial,” jelas Firdaus, Konsultan PT Satria Creasindo Prima.
Di samping itu, lanjut Firdaus, terdapat tiga pendekatan yang harus dibangun untuk menunjang pengembangan kawasan wisata Ipaya, yaitu accessibility, aminities, dan attraction.
“Accessibility atau aksesibilitas, orang mau berwisata kalau aksesnya cepat, murah, dan jelas rutenya. Kalau tidak jelas, maka orang cenderung tidak tertarik. Kemudian aminities atau fasilitas sarana prasarana, meski pun kita punya empat kriteria, tetapi kalau tidak didukung dengan sarana prasarana seperti air minum, listrik, telekomunikasi, tempat restoran, tempat tinggal homestay, dan sebagainya, itu pun tidak akan maksimal karena orang akan merasa tidak nyaman,” terangnya.
“Attraction atau atraksi juga harus ada. Kalau cuma pantai saja pasir putih, pohon mangrove itu sudah ciptaan Tuhan, tetapi bagaimana orang bisa tertarik datang dan menikmati kawasan itu. Jadi bisa diadakan atraksi-atraksi seperti memancing, diving, snorkeling, banana boat, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk membuat orang rindu untuk datang kembali. Itulah poin keberhasilan sebuah destinasi wisata,” imbuhnya.