MIMIKA – Papua Football Academy (PFA) kembali menjaring bibit-bibit talenta sepak bola muda lewat ajang penyeleksian yang digelar dalam kegiatan PFA Cari Bakat 2025.
Kegiatan seleksi ini dilaksanakan secara bertahap di enam kabupaten/kota, yakni Mimika, Sorong, Nabire, Manokwari, Jayapura, dan Merauke.
Mimika menjadi target lokasi pertama yang telah dibuka hari ini, Jumat (9/5/2025), dan akan selesai pada Minggu (11/5/2025) di lapangan sepak bola Mimika Sports Complex, Jalan Poros SP2, Timika, Papua Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pantauan Galeripapua.com, ratusan anak-anak di Mimika tampak begitu antusias mengikuti seleksi ini. Dengan penuh tekad, mereka datang mengisi form pendaftaran untuk selanjutnya menghadapi seleksi.
Seleksi dilakukan dengan sistem permainan tujuh melawan tujuh di lapangan dan para pelatih akan memilih setiap anak yang memiliki potensi skill mumpuni dalam memainkan si kulit bundar.
Wolfgang Pikal selaku Direktur Akademi sangat bersemangat dan optimis mendapatkan bibit-bibit muda asli Papua yang bertalenta.
“Saya optimis kita dapat pemain yang bagus dan kita akan membina anak-anak yang terpilih dalam dua atau tiga tahun di PFA dan saya harap nanti banyak pemain yang dapat main di Timnas Indonesia dan jadi pemain profesional,” ujarnya saat diwawancarai.
Dia mengatakan bahwa dalam seleksi kali ini, PFA akan menjaring sebanyak 20 anak berbakat kelahiran tahun 2012 dari enam kabupaten/kota.
“Kenapa (tahun ini hanya) 20 anak? Kita restrukturisasi sedikit, mulainya tahun ini. Agustus 2025, kita akan punya tim kelahiran 2012, 2011, dan 2010. Itu supaya kita dekat umurnya untuk suplai pemain ke Elite Pro Liga Satu Indonesia,” jelas Wolfgang.
“Sampai sekarang, yang kita kirim anak dari sini ke Jawa untuk seleksi masih muda satu tahun. Dan tahun ini mulainya, anak yang kita kirim akan sama umurnya seperti anak di Jawa,” imbuhnya.
Lebih lanjut Wolfgang menyampaikan bahwa sebelumnya PFA telah meluluskan sebanyak 24 anak kelahiran tahun 2009.
“Ada 7 anak yang masuk di Elite Pro Academy, dan yang lain semua di akademi swasta seperti di ASTI Academy, ASIFA Academy, Ricky Nelson Academy, sama Safin Pati Academy,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Wolfgang juga menegaskan bahwa seleksi PFA Cari Bakat dilakukan secara adil dan transparan.
“Saya bisa janji fair play. Di sini, para pelatih yang akan memilih sendiri. Tidak ada KKN, itu penting. Kita harus fair (adil) dan transparan,” tandasnya.
Sementara Vice President Community Relations PT Freeport Indonesia (PTFI), Engel Enoch, menyatakan bahwa PTFI sebagai sponsor utama akan terus mendorong dan mendukung keberlanjutan PFA.
“Ini kegiatan tahun keempat dan saya pikir ini proses yang sejak dari awal, PTFI masih menjadi sponsor utama untuk kegiatan ini. Dan kami pikir everything star here but we hope everything not stop here,” kata Engel.
“Jadi, kami berharap akan banyak bibit-bibit pemain profesional dari tempat ini yang bisa di-create oleh sistem yang sudah di rancang sedemikian rupa oleh PFA. Bukan cuma jadi pemain bola tetapi akademiknya juga perlu diberikan. Satu hal yang juga penting, anak-anak ini kita harapkan di sini dididiik untuk mempunyai life skill atau kemampuan untuk hidup,” lanjutnya.
Dengan begitu, menurut Engel, peserta didik PFA bisa menjadi pribadi yang baik, unggul, beretika dan berkarakter serta memiliki prinsip hidup dengan integritas yang tinggi.
“Misalnya mereka punya integritas, mereka juga komit, kami harapkan itu bisa terbentuk di sini sehingga pada saat mereka keluar di sini, mereka kemudian menjadi orang orang yang sukses tentunya. Bukan cuma di bidang bola tetapi juga di dalam kehidupan nyata karena real life not just football,” tuturnya.
Di samping itu, perwakilan Pemerintah Daerah yaitu Kepala Bidang SMP dan SMA/SMK pada Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Manto Ginting, mengucapkan terima kasih kepada PT Freeport Indonesia yang telah menghadirkan program investasi pengembangan sumber daya manusia melalui PFA guna meningkatkan minat bakat anak-anak Papua di bidang olahraga Sepak Bola.
“Harapan kami ke depan, anak anak yang sudah ada di dalam (PFA) bahkan yang akan di seleksi itu harus serius. Serius dalam arti tidak hanya minat bakatnya tetapi juga dari bidang akademiknya,” ujarnya.
“Karena dari anak-anak yang diseleksi itu kan tidak semuanya menjadi pemain sepak bola profesional, sehingga yang akan dibentuk di sini itu ke arah mana anak-anak mempunyai kompetensi. Jadi, sekalipun nanti mereka tidak menjadi pemain sepak bola tetapi mereka juga mempunyai masa depan yang cerah di bidang yang lain,” pungkasnya.