MIMIKA – Papua Football Academy melalui situs resminya, Sabtu (22/7/2023), telah mengumumkan sebanyak 30 nama peserta didik yang terpilih menjadi siswa PFA angkatan kedua. 30 nama tersebut yakni sebagai berikut.
Abellenzra Febryo Haay, Akulian Tagi, Alexandro Daniello Nakoh, Ali Wenda, Andreas Petrus Solossa, Aris Yonas Kaiba, Aurelio Yusup Rumpaidus, Daniel Ridho Snanfi, Dolvinus Theofilus Bochrit Solossa, Edo K. R. Kbarek, Febrian Dion Yordan Waiki, George Rumbiak, Hengky Awom Bonsapia, Jendral Christian Samuel Wayoi Wurangian, Joshua Bernard Tenawe, Juan Frits Evaldo Yom.
Jupri Kogoya, Laban Samuel Yane, Lilian Thuram Bredly De Paul Parageje, Mario Alfredo Rapami, Melki Alvando Caussy Yatipai, Paskalis Petrus Aitrem, Stenly Meyanu, Tadius Tsugumol, Tomas Enares Endebo Gobai, Yakob Wantosa Wandamani, Yance Glen Imbiri, Yernes Korneles Yarangga, Yhosep Vinsensius Immanuel Gebze, dan Yohanis Paskhoritus Kambuy.
Dijelaskan bahwa 30 siswa tersebut dipilih setelah mengikuti seleksi pada ajang PFA Cari Bakat 2023 yang dilaksanakan dalam dua tahap berjenjang, yakni di tingkat kabupaten/kota dan PFA Cari Bakat Final Camp 2023.
Untuk tingkat kota sendiri, telah digelar sejak 13 Mei 2023 hingga 3 Juni 2023 di tujuh titik yang tersebar di beberapa kota/kabupaten dari Provinsi Papua, Papua Tengah, dan Papua Selatan, yaitu Kota Timika, Jayapura, Merauke, Nabire, Waropen, Serui, dan Biak Numfor.
Dalam penyelenggaraan di tujuh kota, peserta yang mengikuti seleksi tercatat sebanyak 1445 anak dan yang berhasil lolos hingga PFA Cari Bakat Final Camp 2023 sebanyak 51 peserta.
Sementara PFA Cari Bakat Final Camp 2023 dilaksanakan pada 18-22 Juni 2023 di Jayapura. PFA Cari Bakat Final Camp ini memberikan peserta untuk dapat diobservasi lebih banyak di lapangan oleh pelatih dan juga merasakan pengalaman bagaimana proses keseharian di PFA seperti kelas teori dan kelas analisis.
Direktur PFA, Wolfgang Pikal, memastikan bahwa 30 bakat terpilih sudah melewati seleksi teknis, seleksi psikologis, medis, dan functional movement screening test dan diterima karena berhasil membuktikan performa terbaiknya.
“Untuk yang lolos ke PFA semua murni karena kemampuan dan talenta yang mereka perlihatkan di lapangan,” ujar Wolfgang dilansir dari situs resmi PFA.
Sementara pelatih kepala PFA, Ardiles Rumbiak juga menyambut kedatangan siswa PFA yang baru dengan semangat dan penuh suka cita. Dia berharap tahap penerimaan siswa baru PFA yang kini sedang bergulir adalah langkah awal yang baik bagi 30 siswa yang terpilih.
“Untuk anak-anak PFA angkatan kedua, selamat datang di Papua Football Academy. Semoga ini awal yang baik untuk kalian menempuh awal karier di dunia sepak bola, mendapatkan pendidikan yang baik, dan pengembangan karakter ke arah yang lebih matang. Hal ini tentu kita lakukan bersama-sama demi generasi Papua gemilang pada 10-20 tahun akan datang,” tuturnya.
“Jadikan lulusnya kalian ke Papua Football Academy ini sebagai momen berharga untuk mencapai mimpi kalian menjadi pesepakbola andal dan berpendidikan di tanah Papua,” imbuhnya.
Mantan pemain Persipura itu juga tak lupa memberikan semangat kepada peserta yang belum lolos dalam ajang seleksi tahun ini.
“Untuk yang tidak mendapatkan kesempatan terpilih tahun ini, jangan bersedih. Kalian harus terus bekerja keras dan berusaha karena masih muda dan suatu saat kesempatan seperti ini pasti akan datang lagi ke kalian,” ucapnya.
“Terakhir, untuk anak-anakku di Papua yang kelahiran 2011-2012, terus berlatih dan jangan patah semangat. PFA akan datang kembali di tahun yang akan datang untuk melihat bakat-bakat kalian. Sukses untuk anak-anak Papua, dari Tanah Papua untuk Indonesia,” ujar dia.
Asisten pelatih PFA, Melky Papare mengatakan bahwa tidak ada jaminan pasti untuk menjadi pemain sepak bola ketika masuk PFA. Namun, jika siswa mengikuti sistem pembelajaran dengan baik, pasti akan mendulang hasil yang baik.
“Saya tidak bisa memberikan garansi atau menjanjikan mereka ketika masuk PFA pasti bisa menjadi pemain profesional. Tapi izinkan PFA menjadi jembatan sehingga pemain sendiri menentukan jalannya lewat jembatan yang telah dibangun,” ungkap Melky.
Manajer PFA, Donny Fahrochi, optimis bahwa PFA bisa menjadi tempat belajar yang baik untuk 30 peserta terpilih.
“Kami, dan tentu saja PT Freeport Indonesia tidak sabar menunggu kedatangan mereka, dan memulai petualangan di PFA selama 2 tahun bersama-sama, mengukir cerita dan babak baru dalam karir sepak bola mereka. PFA juga mempersiapkan program 2 tahun yang meliputi sisi akademis, sepak bola, juga lifestyle skill. Harapan sepak bola Papua berada di pundak mereka, jadi kami akan mendampingi mereka dengan rasa optimisme dan kapabilitas terbaik yang kami miliki,” ujar Donny.
“Dengan panduan PFA Children Safeguarding, kami juga mempersiapkan siswa PFA dapat menjadi pribadi unggul baik di sepak bola, maupun di kehidupan umum. Dengan harapan mereka akan menjadi duta nilai-nilai positif seperti gaya hidup sehat, optimisme, edukasi yang beriringan dengan prestasi, dan banyak lainnya. Hingga dapat menjadi contoh bagi sebaya dan masyarakat umum di Papua,” pungkasnya.