Sistem Eror, Banyak Pencaker Intan Jaya Tak Bisa Unggah Berkas CPNS

Wahyu

- Wartawan

Kamis, 5 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tokoh Intelektual dari Kabupaten Intan Jaya, Joni Kobogau. (Foto: Galeri Papua/Wahyu)

i

Tokoh Intelektual dari Kabupaten Intan Jaya, Joni Kobogau. (Foto: Galeri Papua/Wahyu)

MIMIKA – Banyak para pencari kerja (pencaker) yang hendak mendaftarkan diri mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi 2024 di Kabupaten Intan Jaya mengalami kesulitan saat mengunggah berkas ke aplikasi Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SSCSAN).

Hal itu dibenarkan Tokoh Intelektual Kabupaten Intan Jaya, Joni Kobogau, saat ditemui bersama para pencaker dari Intan Jaya yang sedang berada di Mimika, Papua Tengah, Kamis (5/8/2024).

Joni menyebut, kendala yang dialami para pencari kerja ini terjadi pada saat mereka akan menempelkan meterai elektronik (E-Meterai) ke dalam SSCASN. Saat diakses, sistem pun langsung eror.

Baca Juga :  Eltinus Omaleng Open Tournament 2023 Resmi Bergulir, Peserta Diminta Junjung Sportivitas

Mereka menduga bahwa kendala ini terjadi lantaran situs tersebut diakses oleh banyak pengguna di seluruh Indonesia. Di hari pertama saat mereka mengakses, tidak terdapat kendala apapun dalam SSCASN. Namun, di hari ke enam sampai saat ini, sistem tersebut eror.

“Di hari pertama tidak terjadi apa-apa. Namun, kemudian pada hari ke enam ke tujuh sistem eror. Tidak bisa diakses lagi jadi mereka (pencaker) ini tidak bisa tempel meterai online (E-meterai) itu,” jelasnya.

Atas persoalan ini, mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Intan Jaya agar dapat mengambil kebijakan dengan memberikan kemudahan bagi para pencaker untuk mendaftarkan diri mengikuti tes CPNS 2024.

Baca Juga :  Tahun 2023, Jumlah Pencaker di Mimika Meningkat Hingga 9000 Orang

“Mohon ada kebijakan bagi mereka yang tidak mendaftar secara online karena sistem eror,” desak Joni.

Mereka juga meminta kepada pemerintah agar dapat mengimplementasikan Undang-Undang Otonomi Khusus dengan baik sehingga mampu menyelesaikan persoalan yang terjadi.

Para pencaker itu pun mendesak pemerintah agar dapat mengakomodir pendaftaran secara offline bagi anak-anak orang asli Papua dan meniadakan pendaftaran yang dilakukan secara online.


Update berita terbaru lainnya dengan mengikuti saluran Galeripapua.com WhatsApp Channel. Klik link berikut https://whatsapp.com/channel/0029VafbmilChq6Dj7IL2i46

Follow WhatsApp Channel galeripapua.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Korban Penembakan di Puncak Papua Tengah Adalah Purnawirawan TNI
Seorang Pria Ditembak di Kabupaten Puncak Papua Tengah
Aparat Gabungan Tembak Mati Jelek Waker Anggota KKB Puncak
Janggal, Tim MP3 Lihat Kotak Suara Dirusak Segel di Kantor KPU Mimika
Aktivis dan Tokoh Perempuan Demo Tolak Penetapan DPRK Otsus Mimika
Maximus Tipagau: 01 dan 03 Teriak Soal Quick Count, Tapi yang Menang Tetap MP3
Aktivis dan Tokoh Perempuan Tolak Keputusan Pansel DPRK Otsus di Mimika
Maximus Tipagau: Suara MP3 di Pilkada Mimika Meningkat Signifikan
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 3 Desember 2024 - 12:50 WIT

Korban Penembakan di Puncak Papua Tengah Adalah Purnawirawan TNI

Selasa, 3 Desember 2024 - 12:07 WIT

Seorang Pria Ditembak di Kabupaten Puncak Papua Tengah

Senin, 2 Desember 2024 - 21:36 WIT

Aparat Gabungan Tembak Mati Jelek Waker Anggota KKB Puncak

Senin, 2 Desember 2024 - 19:05 WIT

Janggal, Tim MP3 Lihat Kotak Suara Dirusak Segel di Kantor KPU Mimika

Senin, 2 Desember 2024 - 16:41 WIT

Aktivis dan Tokoh Perempuan Demo Tolak Penetapan DPRK Otsus Mimika

Berita Terbaru

Jenazah Berti Liling, warga sipil yang tewas ditebas KKB Yahukimo, dievakuasi ke RSUD Dekai. (Foto: Istimewa/Satgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024)

Hukrim

Warga Sipil di Yahukimo Tewas Ditebas KKB

Rabu, 4 Des 2024 - 15:13 WIT