TIMIKA – Berselang tiga tahun sejak 2019, kasus Demam Berdara Dengue (DBD) kembali ditemukan di Kabupaten Mimika.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (4/7/2022) mengungkapkan sejak awal bulan Januari hingga kini telah terhitung sebanyak 32 kasus DBD yang terkonfirmasi laboratorium.
“Kasusnya itu paling banyak di wilayah Tembaga Pura karena mobilisasi penduduknya tinggi. Kalau di Timika, kita sudah temukan di wilayah-wilayah puskesmas, seperti di Puskesmas Timika, puskesmas Pasar Sentral dan juga sudah dilaporkan juga oleh RSUD Mimika sama RS Kasih Herlina,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam satu minggu terakhir ini, kata Reynold, terdapat 3 kasus yang terdekteksi akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.
“Kalau kita lihat berdasarkan data-data penelitian 2019, sebenarnya nyamuk aedes aegypti yang berpotensi menimbulkan dengue di Timika itu sangat berpotensi. Ditambah lagi saat ini ada perubahan cuaca curah hujan yang tinggi,” jelasnya.
“Sehingga dengan kondisi seperti ini kita harus segera tangani agar tidak terulang lagi kejadian serupa di tahun 2019. Meskipun waktu itu hanya 4 sampai 5 kasus tapi ada yang sampai meninggal dunia di Kelurahan Perintis,” imbuhnya.
Untuk mengatasi hal itu, Reynold menyebutkan pihaknya akan melakukan penyemprotan racun pembunuh nyamuk di wilayah-wilayah yang terdapat kasus DBD.
“Tidak usah panik, mencegahnya sederhana kok. Yang jelas itu dengan mengubur barang bekas dan menguras secara rutin tempat penampungan air. Itu langkah-langkah yang harus dilakukan,” terangnya.
Sebut Reynold, yang terpenting adalah memahami bagaimana gejala-gejala DBD agar bisa secepatnya dilakukan pengobatan.
“Gejala DBD itu mirip dengan malaria seperti demam, panas. Yang membedakan yaitu munculnya bintik-bintik merah pada tubuh. Untuk sementara, kami akan mengumpulkan data-data investigasi guna melakukan promosi kesehatan,” pungkasnya.