DBD Muncul Lagi di Mimika, Saat Ini Terdata 32 Kasus

Senin, 4 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi nyamuk aedes aegypti.

i

Ilustrasi nyamuk aedes aegypti.

TIMIKA – Berselang tiga tahun sejak 2019, kasus Demam Berdara Dengue (DBD) kembali ditemukan di Kabupaten Mimika.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (4/7/2022) mengungkapkan sejak awal bulan Januari hingga kini telah terhitung sebanyak 32 kasus DBD yang terkonfirmasi laboratorium.

“Kasusnya itu paling banyak di wilayah Tembaga Pura karena mobilisasi penduduknya tinggi. Kalau di Timika, kita sudah temukan di wilayah-wilayah puskesmas, seperti di Puskesmas Timika, puskesmas Pasar Sentral dan juga sudah dilaporkan juga oleh RSUD Mimika sama RS Kasih Herlina,” ujarnya.

Dalam satu minggu terakhir ini, kata Reynold, terdapat 3 kasus yang terdekteksi akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.

“Kalau kita lihat berdasarkan data-data penelitian 2019, sebenarnya nyamuk aedes aegypti yang berpotensi menimbulkan dengue di Timika itu sangat berpotensi. Ditambah lagi saat ini ada perubahan cuaca curah hujan yang tinggi,” jelasnya.

“Sehingga dengan kondisi seperti ini kita harus segera tangani agar tidak terulang lagi kejadian serupa di tahun 2019. Meskipun waktu itu hanya 4 sampai 5 kasus tapi ada yang sampai meninggal dunia di Kelurahan Perintis,” imbuhnya.

Baca Juga :  BKPSDM Mimika Serahkan SK PPPK Nakes

Untuk mengatasi hal itu, Reynold menyebutkan pihaknya akan melakukan penyemprotan racun pembunuh nyamuk di wilayah-wilayah yang terdapat kasus DBD.

“Tidak usah panik, mencegahnya sederhana kok. Yang jelas itu dengan mengubur barang bekas dan menguras secara rutin tempat penampungan air. Itu langkah-langkah yang harus dilakukan,” terangnya.

Sebut Reynold, yang terpenting adalah memahami bagaimana gejala-gejala DBD agar bisa secepatnya dilakukan pengobatan.

“Gejala DBD itu mirip dengan malaria seperti demam, panas. Yang membedakan yaitu munculnya bintik-bintik merah pada tubuh. Untuk sementara, kami akan mengumpulkan data-data investigasi guna melakukan promosi kesehatan,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel galeripapua.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Cegah DBD, Freeport Indonesia Bantu 6.000 Vaksin Qdenga untuk Mimika
DPRK Mimika Soroti Sampah Medis yang Diduga Dibuang Sembarangan
Sidak ke RS Waa Banti, Pj Bupati: Sarana Prasarana Belum Memadai
Cegah DBD, Dinkes Mimika Lakukan Penyemprotan di Sekolah-sekolah
Pemkab Mimika dan PTFI Teken Amandemen PKS Untuk Operasional RS Waa Banti
Fungsi RS Banti Belum Maksimal, Pemerintah akan Lakukan Pembenahan
AIYE Siap Turunkan Angka Stunting di Mimika Jadi 5,5 Persen
PTFI dan Pemkab Mimika Kolaborasi Penguatan Infrastruktur Kesehatan RS Waa Banti
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 15:26 WIT

Cegah DBD, Freeport Indonesia Bantu 6.000 Vaksin Qdenga untuk Mimika

Selasa, 4 Maret 2025 - 18:45 WIT

DPRK Mimika Soroti Sampah Medis yang Diduga Dibuang Sembarangan

Jumat, 14 Februari 2025 - 23:39 WIT

Sidak ke RS Waa Banti, Pj Bupati: Sarana Prasarana Belum Memadai

Kamis, 6 Februari 2025 - 15:58 WIT

Cegah DBD, Dinkes Mimika Lakukan Penyemprotan di Sekolah-sekolah

Senin, 9 Desember 2024 - 16:42 WIT

Pemkab Mimika dan PTFI Teken Amandemen PKS Untuk Operasional RS Waa Banti

Berita Terbaru