PUNCAK – Kehadiran kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, telah menghambat proses pembangunan, secara khusus di sektor pendidikan.
Hal itu disampaikan Bupati Puncak, Willem Wandik, dalam pidato terakhirnya pada Rapat Paripurna DPRD tentang penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Puncak masa bakti 2018-2023 di Hotel Cartenz Timika, Rabu (20/9/2023).
Willem menjelaskan, sektor pendidikan di Kabupaten Puncak sejauh ini menjadi stagnan dan tidak berjalan lantaran simpatisan KKB terus melancarkan aksi terornya secara berkesinambungan kepada masyarakat dan berimbas pada aktivitas pelayanan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Puncak telah berusaha mengembangkan pendidikan dengan membangun fasilitas pendidikan dan mendatangkan tenaga pengajar (guru).
Namun, karena faktor keamanan, tenaga pendidik tidak pernah berada di tempat tugas akibat trauma sehingga pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik.
“Ini yang jadi kendala utama. Sampai sekarang, rasa tidak aman menjadi kendala pendidikan di Puncak, padahal kita sudah berusaha datangkan guru dari mana-mana, bangun fasilitas tapi guru tidak pernah berada di tempat karena trauma. Ini jadi PR kita bersama untuk bisa sama-sama menciptakan keamanan bersama,” tutur Willem.
Untuk itu, diakhir masa jabatannya, Willem meminta kepada Pj Bupati yang akan melanjutkan tugas kepemimpinan sebagai bupati, bisa melihat kondisi ini dan memberikan solusi yang tepat sehingga keamanan bisa tercipta untuk membangun daerah dengan aman.
“Kalau keamanan sudah terjamin, maka dengan sendirinya pembangunan akan berjalan,” pungkasnya.