MIMIKA – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) berencana menggelar forum group discussion (FGD) di awal tahun 2024 dengan mengundang Kepala Dinas Pendidikan se-tanah Papua guna membahas persoalan seputar pengangkatan dan penempatan guru di Papua.
Ketua LL Dikti Wilayah Papua, Dr. Suriel Semuel Mofu, mengatakan saat ini, perguruan tinggi di Papua telah banyak memproduksi sarjana pendidikan yang tentunya bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga pendidik di tanah Papua, baik dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Namun, yang menjadi persoalan, kata Suriel, pendistribusian tenaga pendidik pada sekolah-sekolah di wilayah terpencil (pedalaman) Papua masih belum merata. Menurut Suriel, pendistribusian tenaga pendidik lebih banyak didominasi di wilayah perkotaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Da menjelaskan, di sisi lain, proses perekrutan pegawai negeri sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dilaksanakan secara nasional sehingga susah untuk ditempatkan secara merata tenaga guru di seluruh pelosok tanah Papua.
Oleh karena itu, Suriel mengusulkan agar setiap lulusan perguruan tinggi yang ada di Papua terutama lulusan keguruan agar dapat direkrut oleh pemerintah kemudian ditempatkan di wilayah pelosok untuk dapat memberikan pendidikan secara merata kepada anak-anak Papua.
“Harus ada link and match, harus ada hubungan antara keberadaan perguruan tinggi di lapangan terkait sumber daya manusia di bidang pendidikan ini. Dia harus saling berhubungan di situ sehingga pendidikan tinggi yang kita lakukan di atas tanah Papua ini benar-benar menjawab kebutuhan daerah akan ketersediaan sumber daya manusia di bidang pendidikan ini,” kata Suriel kepada Galeripapua.com, Sabtu (23/12/2023).
Dikatakan bahwa untuk memulai hal ini, perlu adanya kerja sama dari semua pihak. LL Dikti dapat memfasilitasinya dengan menggelar pertemuan antara seluruh unsur pimpinan Dinas Pendidikan (Disdik) mulai dari provinsi hingga kabupaten-kota.
Suriel menyatakan, LL Dikti wilayah Papua siap bekerja sama untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam memenuhi kebutuhan guru di Papua bersama dengan 21 lembaga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan guru di Papua.
“Kami akan melakukan itu di awal tahun depan nanti,” pungkas Suriel.