NABIRE – Puluhan siswa SMP Negeri 1 Nabire terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi obat antibiotik azithromycin.
Obat antibiotik tersebut diberikan oleh petugas kesehatan Puskesmas Nabaruaz saat melakukan program pemberian obat pencegahan massal (POPM) Frambusia yang dicanangkan pemerintah di SMP Negeri 1 Nabire, Sabtu (28/1/2023).
Dari pantauan GaleriPapua.com di RSUD Siriwini, anak-anak tersebut dirawat di IGD didampingi orang tua wali dan juga beberapa orang guru termasuk kepala sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anak-anak itu tampak tengah terbaring lesu, lemas, disertai wajah pucat dengan tangan yang sedang terpasang cairan infus.
Menurut dokter yang menangani langsung, yakni dr. Indah, anak-anak tersebut memiliki keluhan yang berbeda-beda.
“Keluhannya berbeda-beda. Cuma kebanyakan dari mereka mengalami mual, muntah, dan nyeri perut atau nyeri ulu hati. Kami berikan cairan infus dan obat lambung,” ujar dr. Indah.
Dia menilai bahwa dosis obat azithromycin yang diberikan cukup tinggi sehingga anak-anak yang terdampak merasa mual dan bahkan muntah.
“Beberapa diantaranya sudah diperbolehkan pulang karena bergejala ringan dan bagian besar hanya dilakukan rawat jalan,” jelasnya.
Di samping itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, dr. Frans Charles Sayori, M.Kes., mengatakan, sebelum melakukan pengobatan, PKM Nabarua telah menyampaikan pemberitahuan bahwa akan ada pemberian obat dalam program POPM Frambusia.
Pemberitahuan itu berpesan bahwa sebelum pemberian obat, siswa diharapkan sarapan pagi dari rumah atau makan sebelum minum obat nantinya.
“Tapi ada yang belum sarapan maka terjadilah efek samping yang bersifat ringan seperti mual, muntah dan pusing. Saya sudah di TKP dan bicara langsung dengan pihak sekolah, bahkan orang tua siswa, polisi, dan wartawan di IGD RSUD tadi,” kata dokter Sayori kepada Nabire.Net dikutip GaleriPapua.com.
“Intinya bukan keracunan obat tapi adanya efek samping obat karena ada siswa yang tidak sarapan. Ini juga bukan salah obat karena obat ini merupakan obat program Frambusia yang sudah lama diprogramkan bahkan sejak orang tua kita dulu. Dosisnya juga tepat sesuai umur dan obatnya tidak kadaluarsa,” tegasnya.
Salah satu orang tua wali murid yang sempat diwawancari media ini dalam kesempatan itu mengaku kaget mendengar informasi bahwa anaknya dibawa ke rumah sakit.
Namun, setelah mendengar penjelasan dari pihak rumah sakit, ia menilai bahwa itu termasuk hal yang wajar. Dia berharap ke depannya kejadian ini tidak terulang kembali.
“Sempat kaget dengar informasi anak saya dibawa ke rumah sakit, tapi itu hal yang wajar saja. Kami bersyukur sekolah terus dampingi dan memberi pemahaman tentang kejadian ini. Bagi saya tidak ada masalah,” ujar Hengky orang tua wali siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh GaleriPapua.com dari petugas IGD RSUD Nabire, sebanyak 27 anak yang telah di rawat atas peristiwa ini.
Mereka diantaranya merasa gejala ringan berupa mual, pusing dan nyeri pada ulu hati. Setelah dirawat mereka diperbolehkan pulang dan hanya rawat jalan.