YAHUKIMO – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan, memberikan kesempatan warga sipil yang mendiami wilayah Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, untuk segera dievakuasi.
Pernyataan itu diserukan pimpinan pasukan TPNPB-OPM MODAL XVI Yahukimo, Kopi Tua Heluka, yang diteruskan oleh Juru Bicara (Jubir) Sebby Sambom via WhatsApp, Rabu (15/1/2023).
“Komandan Batalyon, Kopi Tua Heluka laporkan kepada Manajemen Markas Pusat pada hari ini bahwa mereka siap perang lawan TNI dan Polri. Kemudian mereka berikan kesempatan warga imigran Indonesia tinggalkan wilayah itu (Yahukimo),” ujar Sebby.
Sebby menyampaikan bahwa TPNPB memberikan waktu kepada masyarakat sipil selama tiga hari ke depan untuk mengevakuasi diri ke luar wilayah Kabupaten Yahukimo.
“Silakan ambil pesawat dan tinggalkan wilayah Yahukimo, karena perang tidak akan berhenti,” tegasnya.
Dia juga mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak membutuhkan pembangunan dalam bentuk apapun oleh Pemerintah Indonesia di Papua.
Semua pembangunan, sebut Sebby, akan dibangun setelah Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita akan datangkan negara lain untuk isi di sini setelah Indonesia tinggalkan Papua Barat, karena Indonesia sangat jahat membunuh kami selama 61 tahun,” katanya.
“Oleh karena itu, kami kasih kesempatan segera tinggalkan Yahukimo, wilayah perang, karena pasukan di sana bilang pesawat manapun, bupati naik pun, kami siap tembak. Harap ini menjadi perhatian oleh semua pihak dan segera dilaksanakan,” pungkasnya.
261 Warga Tinggalkan Kabupaten Yahukimo Menuju Jayapura
Untuk diketahui, sejak Kamis (16/3/2023) kemarin, sebanyak 261 warga sipil telah meninggalkan Kabupaten Yahukimo menuju Jayapura menggunakan pesawat udara Hercules A-1315 tipe C-130 milik TNI-AU.
Kendati demikian Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom, menegaskan bahwa keberangkatan ratusan warga itu bukan karena takut pasca rentetan peristiwa yang terjadi di Yahukimo.
Kata dia, keberangkatan itu karena memang adanya keperluan yang tertunda sehingga memanfaatkan kesempatan untuk berangkat dengan pesawat Hercules.
“Seperti yang disampaikan oleh salah satu warga bernama Bur, dirinya berangkat karena akikahan anaknya di Makassar yang di mana seharusnya berangkat pada hari minggu lalu. Namun, karena tidak ada pesawat ke Yahukimo, jadinya tertunda sehingga ini merupakan kesempatannya untuk berangkat,” ujarnya.
Benny mengungkapkan bahwa bahwa warga yang berangkat tidak hanya warga Non-Papua saja, melainkan warga asli Yahukimo pun sebagian ikut berangkat.
Seperti halnya saudara James Mirin yang menurut Benny dirinya turun ke Jayapura karena keperluan untuk melanjutkan kuliahnya.
Dia juga memastikan bahwa tidak semua warga berangkat karena takut dengan banyaknya aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), tetapi karena adanya kebutuhan yang mengharuskan untuk melakukan penerbangan ke luar Kabupaten Yahukimo.
“Tidak semua warga meninggalkan Kota Dekai karena takut dengan adanya situasi keamanan, tetapi mereka memang ada urusan yang perlu diselesaikan sehingga menunggu pesawat Hercules sebagai moda transportasi Udara,” ungkap Benny.
Soal keamanan di Yahukimo, dikatakan bahwa Polda Papua telah menambahkan personel untuk membackup Polres Yahukimo dalam pemulihan kamtibmas pasca sejumlah kejadian yang ada.
“Sebanyak 40 personel Brimob serta 20 personel TNI telah tiba di Yahukimo dari Jayapura dan Timika hari ini untuk penambahan perkuatan dengan menggunakan pesawat Hercules dan kemudian pesawat tersebut ditumpangi oleh masyarakat Yahukimo untuk turun ke Jayapura,” pungkasnya.