Wabah ASF Bisa Menular Lewat Sampah Sisa Makanan

Wahyu

- Wartawan

Senin, 29 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potongan daging babi pada salah satu lapak di Pasar Sentral Timika, Papua Tengah. (Foto: Galeri Papua/Moh. Wahyu Welerubun)

i

Potongan daging babi pada salah satu lapak di Pasar Sentral Timika, Papua Tengah. (Foto: Galeri Papua/Moh. Wahyu Welerubun)

MIMIKA – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, Sabelina Fitriani, mengungkapkan bahwa wabah African Swine Feber (ASF) atau Demam Babi Afrika dapat menular ke ternak babi melalui sisa makanan atau limbah rumah tangga yang dipungut dari tempat sampah.

Seperti diketahui, kasus-kasus seperti ini kerap ditemukan pada hampir setiap tumpukan sampah di dalam pusat Kota Timika, di mana banyak dari para peternak sering mencari makanan ternak babi dari sisa-sisa makanan yang dibuang ke tempat sampah sebagai pengganti pakan lantaran harga pakan yang terbilang mahal.

Bukan tidak mungkin jika hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas daging serta kesehatan ternak itu sendiri. Apalagi, makanan yang diambil tentunya tidak sehat untuk dikonsumsi kembali.

“Itu bisa menjadi sumber penularan,” ujar Sabelina kepada wartawan, Senin (29/1/2024).

Saat ini, kata Sebelina, wabah tersebut telah merajalela di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Bahkan, banyak peternak yang sudah kehilangan ternak babinya akibat terjangkit ASF hingga mati.

Baca Juga :  Basarnas Manokwari Cari Kapal Penjuru Bintang yang Hanyut bersama Tiga ABK

Hal itu diduga akibat memberi maka ternak babi dengan sisa makanan limbah rumah tangga yang berasal dari sisa tentengan oleh-oleh produk olahan babi yang sudah dibuang.

Sabelina menyebutkan, virus tersebut kemungkinan ada pada sisa makanan olahan babi yang dibuang kemudian dipungut dan dijadikan sebagai pakan pada babi.

“Kita prediksi ada tentengan-tentengan berupa oleh-oleh produk babi, baik dia berupa dendeng, berupa asap, berupa Sei itu dibawa masuk. Sisa dari makanan itu menyebabkan tertular kepada ternak babi,” terang Sabelina.

“Karena begini, sei kemudian dendeng dan asap itu belum masak sepenuhnya karena virus itu masih bertahan hidup pada pemanasan 65 derajat. Kemudian di suhu dingin di freezer dia bisa bertahan hingga 1000 hari, kemudian di kotoran ternak itu dia bertahan sampai 160 hari. Jadi, dia akan mati kalau pemanasannya udah di atas 100 derajat,” tambahnya.

Berkaitan dengan pesoalan ini, Sabelina menyebutkan, sejak beberapa tahun lalu pemerintah telah menerbitkan regulasi-regulasi larangan pemasukan babi dan berbagai olahannya dari luar Kabupaten Mimika.

Baca Juga :  Freeport Perbaiki Jalan & Jembatan Rusak Akibat Banjir di Kampung Waa Banti

Bahkan pada tahun 2023, ketika ASF tengah mewabah di Sulawesi, pemerintah juga telah mengeluarkan Instruksi Bupati yang membijaki larangan masuknya babi dan berbagai olahannya dari luar Mimika. Hal ini untuk memutus mata rantai penyebaran ASF.

Sementara Dorkas Linggi, seorang pedagang Babi di Pasar Sentral Timika, menjelaskan sejak wabah tersebut masuk ke Mimika, penjualan babi di pasar tidak seperti hari biasanya. Jika sebelumnya bisa terjual lebih dari 1 ekor babi, kini hanya terjual 1 ekor dalam satu hari.

Dorkas menyatakan, untuk semua babi yang dijual di Pasar Sentral Timika, sebelum disembelih, telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan untuk memastikan kelayakan serta kesehatan dari daging babi tersebut.

“Tadi ada dokter dari peternakan yang datang periksa dia (daging babi) punya organ dalam. Dokter bilang mama punya masih bagus dan ini saya punya babi kandang sendiri,” terang Dorkas.

“Kita sekarang dilarang ke kandang-kandang karena masalahnya ini virus,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel galeripapua.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Taklukkan SMK Negeri 1 Singosari, SMK PK Hermon Timika Melaju ke Babak Selanjutnya
Penetapan Hasil Pilkada Mimika, JOEL Raih Suara Terbanyak 77.818
Minta Suara Dikembalikan, Pendukung AIYE Sebut KPU dan Bawaslu Seolah Tim Sukses
Pemkab Mimika dan PTFI Teken Amandemen PKS Untuk Operasional RS Waa Banti
Faktor Keamanan, 5 Kabupaten di Papua Tengah Terlambat Rekapitulasi Suara
Kapolda Papua Tengah Pantau Keterlambatan Rekapitulasi Suara di Mimika
Polisi Dalami Penyebab Kebakaran di Jalan Cenderawasih Timika
PSU Ricuh di Mimika, KPU Duga Ada Mobilisasi Massa
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 10 Desember 2024 - 16:09 WIT

Taklukkan SMK Negeri 1 Singosari, SMK PK Hermon Timika Melaju ke Babak Selanjutnya

Selasa, 10 Desember 2024 - 02:27 WIT

Penetapan Hasil Pilkada Mimika, JOEL Raih Suara Terbanyak 77.818

Senin, 9 Desember 2024 - 18:00 WIT

Minta Suara Dikembalikan, Pendukung AIYE Sebut KPU dan Bawaslu Seolah Tim Sukses

Senin, 9 Desember 2024 - 16:42 WIT

Pemkab Mimika dan PTFI Teken Amandemen PKS Untuk Operasional RS Waa Banti

Senin, 9 Desember 2024 - 15:11 WIT

Kapolda Papua Tengah Pantau Keterlambatan Rekapitulasi Suara di Mimika

Berita Terbaru