MIMIKA – Yayasan Pengembangan Talenta Papua (YPTP) mulai membuka program studi lanjutan pengembangan pada bidang otomotif dan pertukangan di Semarang, Jawa Tengah.
Program pengembangan ini secara gratis diperuntukkan bagi anak-anak asli suku Amungme dan Mimika Wee, lima suku kerabat dan Papua lainnya, serta anak-anak non Papua kelahiran Timika.
Adapun beberapa kriteria yang menjadi syarat dan ketentuan untuk mengikuti program ini, yaitu peserta harus berusia 15-27 tahun, belum menikah, dan tidak mengonsumsi minuman keras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur YPTP, Pastor Didimus Kosi, OFM saat ditemui awak media menyampaikan bahwa program ini tidak memiliki batasan kuota.
“Siapa saja yang memenuhi kriteria, akan kami berangkatkan ke Semarang untuk mengikuti pelatihan selama enam bulan di SMK PIKA,” ujarnya, Sabtu (18/1/2023).
Selama menjalani pelatihan, lanjut Pastor Didimus, seluruh kebutuhan peserta akan ditanggung oleh YPTP.
“Semua kami biayai, mulai dari makan minum hingga transportasi. Kalau tempat tinggal itu akan disediakan oleh SMK PIKA,” jelasnya.
Dikatakan bahwa saat ini sudah ada 21 orang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti program pelatihan ini.
“Kami berharap yang belum segera daftarkan diri. Pendaftaran kami buka mulai 9 Januari sampai 31 Januari 2023,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa proses keberangkatan peserta akan dilakukan secara bertahap.
“Untuk tahap pertama, kami khususkan untuk anak-anak dari dua suku besar yaitu Amungme dan Mimika Wee. Berikutnya baru suku-suku yang lain,” katanya.
Sementara terkait dengan waktu keberangkatan, Pastor Didimus menyampaikan masih dalam proses penjadwalan.
“Berangkatnya nanti kami jadwalkan dengan pihak donatur dulu karena kami juga masih akan bicara lagi dengan Pemerintah Daerah dan beberapa pihak ketiga untuk ikut mendukung program ini,” ungkapnya.
Sebagai informasi, SMK PIKA Semarang merupakan salah satu sekolah yang dikelola oleh biarawan Serikat Jesuit.
“Jadi anak-anak ini nanti akan dibina langsung oleh para bruder dan para pastor supaya mereka ini nanti akan lebih berkualitas dalam pengembangan pengetahuan seputar pertukangan dan perbengkelan,” ujar Pastor Didimus.
“Sementara output dari program ini sendiri yaitu mereka akan mendapatkan sertifikat yang menjadi jawaban kebutuhan mereka untuk mendapatkan pekerjaan maupun melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Mereka juga bisa membuka bidang usaha kecil maupun menengah di Timika,” pungkasnya.