GKII Wilayah II Pegunungan Tengah Papua Mantapkan Program 2023 dalam Rakerwil ke-1

- Wartawan

Rabu, 29 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembukaan Rakerwil ke-1 GKII Wilayah II Pegunungan Tengah Papua di Graha Eme Neme Yauware, Timika, Papua Tengah, Selasa (29/3/2023).

i

Pembukaan Rakerwil ke-1 GKII Wilayah II Pegunungan Tengah Papua di Graha Eme Neme Yauware, Timika, Papua Tengah, Selasa (29/3/2023).

MIMIKA – Dalam rangka memantapkan program pelayanan di tahun 2023, Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) wilayah Pegunungan Tengah Papua menggelar rapat kerja wilayah (Rakerwil) ke-1 di Graha Eme Neme Yauware, Timika, Papua Tengah, Selasa (29/3/2023).

Rakerwil yang bakal berlangsung selama tiga hari ini diikuti para Ketua Biro, Ketua Komisi, pemuda, kaum profesional, dan ratusan warga Kemah Injil.

Rangkaian kegiatan Rakerwil dibuka secara langsung oleh Ketua Umum GKII, Pdt. Dr. Daniel Ronda, M.Th.

Membuka kegiatan tersebut, Ketua Umum GKII, Pdt. Dr. Daniel Ronda, M.Th., mengatakan bahwa saat ini Provinsi Papua, terutama wilayah Pegunungan Tengah Papua, telah menjadi prioritas dalam pergumulan GKII secara nasional.

Hal itu dikarenakan konflik yang sedang melanda beberapa wilayah di Papua, di mana imbasnya turut berdampak kepada warga jemaat Kemah Injil.

“Tahun pelayanan 2023, GKII secara nasional telah bergumul untuk masalah Papua yang sedang dihadapi, seperti konflik di Puncak, Ndugama, Intan Jaya, dan Puncak Jaya,” ujar Daniel.

“Kami ingin gereja hadir dan ikut memediasi agar konflik ini berakhir. Semua itu bisa jadi hanya lewat campur tangan Tuhan,” imbuhnya.

Menurut Daniel, tantangan yang tengah dihadapi oleh GKII saat ini adalah bahwa sebagian gereja di wilayah konflik tidak memiliki pelayanan yang optimal. Para jemaat ketakutan akibat konflik yang berkepanjangan.

Baca Juga :  Debat I, AIYE Paparkan Sejumlah Program untuk Kesejahteraan Mimika

Hal itu, kata Daniel, tentunya telah menjadi perkerjaan rumah bagi hamba-hamba Tuhan untuk bisa terlibat dalam memediasi perdamaian dan mencari solusi yang terbaik.

Pada kesempatan itu, Bupati Puncak Willem Wandik, yang juga sebagai kaum profesional gereja kemah injil Indonesia, mendorong agar GKII ikut berdoa untuk konflik berkepanjangan yang terjadi di wilayah pelayanan GKII.

“saat ini gereja kosong, jemaat takut, rumput tinggi, hanya karena ada konflik senjata. Bagaimana generasi gereja mau maju, sayang sekali. Mari kita bersama-sama mendoakan ini,” ajaknya.

Pada kesempatan tersebut, Willem wandik juga mendorong gereja untuk menyikapi kondisi pemekaran di Papua, khusus untuk Provinsi papua tengah, pemerintahannya meliputi daerah-daerah pelayanan GKII.

“Artinya Provinsi Papua tengah itu hak untuk Gereja Kemah Injil, sehingga gereja harus mendorong, mendoakan. Lewat doa dari gereja, maka anak-anak Gereja Kemah Injil bisa mendapatkan tempat. Dan lewat berkat, mereka akan membantu dalam pelayanan Gereja Kemah Injil,” jelas Willem.

Di samping itu, Ketua GKII Wilayah II Pegunungan Tengah Pdt. Dr. Hansk Wakerkwa, M.Si., mengatakan bahwa satu hal juga penting adalah bagaimana gereja dapat mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

Baca Juga :  Hargai Hak Kesulungan, Kerukunan Keluarga Hatu Maluku Dukung AIYE

Menurutnya, gereja dapat melakukan itu lewat dukungan kepada sekolah-sekolah yang berada di lingkungan GKII wilayah II Papua.

“Dengan begitu, anak-anak kita yang sebagai generasi penerus dapat mengenyam pendidikan dengan baik,” kata Hansk.

Dia juga menyampaikan bahwa GKII akan membuat program pengembangan ekonomi jemaat sehingga ke depannya jemaat hidup dalam kesejahteraan.

“Tak kalah penting adalah program pengembangan ekonomi jemaat, yaitu bangun koperasi usaha ternak babi. Kemudian pertanian jemaat, menanam kopi dan sayur-mayur,” jelasnya.

Program ini, kata Hansk, akan dikembangkan di daerah melalui pelayanan-pelayanan ketegorial seperti pembinaan jemaat melalui seminar dan pelayanan melalui dunia digital sesuai kebutuhan.

Lebih lanjut Pdt. Hansk mengatakan, tahun 2024 adalah tahun politik. GKII harus benar-benar menyikapinya dengan bijak.

Dia menegaskan bahwa mimbar gereja tidak boleh dialihfungsikan menjadi mimbar politik.

“GKII juga menyikapi situasi tahun 2024, tahun poltik, sehingga gereja tidak dijadikan sebagai mimbar dalam politik,” tandasnya.

Kepada pimpinan gereja dan para gembala, Pdt. Hansk mengingatkan untuk harus bersikap netral dalam menghadapi tahun politik.

“Pimpinan gereja dan para gembala harus netral. Tugas kita adalah mengakomodir, mendoakan, dan mengarahkan para pakder-kader potensial yang akan bersaing pada pemilu 2024. Namun, gereja tidak boleh berpolitik,” tutupnya.

Follow WhatsApp Channel galeripapua.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

OTK Bacok 2 Polisi dan Tembak Warga Sipil di Lanny Jaya, Senpi HS Ikut Dirampas
Demo di Kantor KPU Mimika, Ketua Tim Pemenangan AIYE Beri Pernyataan Keras
Demo di Kantor KPU Mimika, Pendukung AIYE Tuntut Suara Dikembalikan
Banyak Kecurangan, Maximus-Peggi Pastikan Layangkan Gugatan ke MK
Taklukkan SMK Negeri 1 Singosari, SMK PK Hermon Timika Melaju ke Babak Selanjutnya
Penetapan Hasil Pilkada Mimika, JOEL Raih Suara Terbanyak 77.818
Minta Suara Dikembalikan, Pendukung AIYE Sebut KPU dan Bawaslu Seolah Tim Sukses
Faktor Keamanan, 5 Kabupaten di Papua Tengah Terlambat Rekapitulasi Suara
Berita ini 35 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 11 Desember 2024 - 22:10 WIT

OTK Bacok 2 Polisi dan Tembak Warga Sipil di Lanny Jaya, Senpi HS Ikut Dirampas

Rabu, 11 Desember 2024 - 16:14 WIT

Demo di Kantor KPU Mimika, Ketua Tim Pemenangan AIYE Beri Pernyataan Keras

Rabu, 11 Desember 2024 - 14:59 WIT

Demo di Kantor KPU Mimika, Pendukung AIYE Tuntut Suara Dikembalikan

Rabu, 11 Desember 2024 - 12:41 WIT

Banyak Kecurangan, Maximus-Peggi Pastikan Layangkan Gugatan ke MK

Selasa, 10 Desember 2024 - 16:09 WIT

Taklukkan SMK Negeri 1 Singosari, SMK PK Hermon Timika Melaju ke Babak Selanjutnya

Berita Terbaru