MIMIKA – Dalam rangka memantapkan program pelayanan di tahun 2023, Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) wilayah Pegunungan Tengah Papua menggelar rapat kerja wilayah (Rakerwil) ke-1 di Graha Eme Neme Yauware, Timika, Papua Tengah, Selasa (29/3/2023).
Rakerwil yang bakal berlangsung selama tiga hari ini diikuti para Ketua Biro, Ketua Komisi, pemuda, kaum profesional, dan ratusan warga Kemah Injil.
Rangkaian kegiatan Rakerwil dibuka secara langsung oleh Ketua Umum GKII, Pdt. Dr. Daniel Ronda, M.Th.
Membuka kegiatan tersebut, Ketua Umum GKII, Pdt. Dr. Daniel Ronda, M.Th., mengatakan bahwa saat ini Provinsi Papua, terutama wilayah Pegunungan Tengah Papua, telah menjadi prioritas dalam pergumulan GKII secara nasional.
Hal itu dikarenakan konflik yang sedang melanda beberapa wilayah di Papua, di mana imbasnya turut berdampak kepada warga jemaat Kemah Injil.
“Tahun pelayanan 2023, GKII secara nasional telah bergumul untuk masalah Papua yang sedang dihadapi, seperti konflik di Puncak, Ndugama, Intan Jaya, dan Puncak Jaya,” ujar Daniel.
“Kami ingin gereja hadir dan ikut memediasi agar konflik ini berakhir. Semua itu bisa jadi hanya lewat campur tangan Tuhan,” imbuhnya.
Menurut Daniel, tantangan yang tengah dihadapi oleh GKII saat ini adalah bahwa sebagian gereja di wilayah konflik tidak memiliki pelayanan yang optimal. Para jemaat ketakutan akibat konflik yang berkepanjangan.
Hal itu, kata Daniel, tentunya telah menjadi perkerjaan rumah bagi hamba-hamba Tuhan untuk bisa terlibat dalam memediasi perdamaian dan mencari solusi yang terbaik.
Pada kesempatan itu, Bupati Puncak Willem Wandik, yang juga sebagai kaum profesional gereja kemah injil Indonesia, mendorong agar GKII ikut berdoa untuk konflik berkepanjangan yang terjadi di wilayah pelayanan GKII.
“saat ini gereja kosong, jemaat takut, rumput tinggi, hanya karena ada konflik senjata. Bagaimana generasi gereja mau maju, sayang sekali. Mari kita bersama-sama mendoakan ini,” ajaknya.
Pada kesempatan tersebut, Willem wandik juga mendorong gereja untuk menyikapi kondisi pemekaran di Papua, khusus untuk Provinsi papua tengah, pemerintahannya meliputi daerah-daerah pelayanan GKII.
“Artinya Provinsi Papua tengah itu hak untuk Gereja Kemah Injil, sehingga gereja harus mendorong, mendoakan. Lewat doa dari gereja, maka anak-anak Gereja Kemah Injil bisa mendapatkan tempat. Dan lewat berkat, mereka akan membantu dalam pelayanan Gereja Kemah Injil,” jelas Willem.
Di samping itu, Ketua GKII Wilayah II Pegunungan Tengah Pdt. Dr. Hansk Wakerkwa, M.Si., mengatakan bahwa satu hal juga penting adalah bagaimana gereja dapat mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, gereja dapat melakukan itu lewat dukungan kepada sekolah-sekolah yang berada di lingkungan GKII wilayah II Papua.
“Dengan begitu, anak-anak kita yang sebagai generasi penerus dapat mengenyam pendidikan dengan baik,” kata Hansk.
Dia juga menyampaikan bahwa GKII akan membuat program pengembangan ekonomi jemaat sehingga ke depannya jemaat hidup dalam kesejahteraan.
“Tak kalah penting adalah program pengembangan ekonomi jemaat, yaitu bangun koperasi usaha ternak babi. Kemudian pertanian jemaat, menanam kopi dan sayur-mayur,” jelasnya.
Program ini, kata Hansk, akan dikembangkan di daerah melalui pelayanan-pelayanan ketegorial seperti pembinaan jemaat melalui seminar dan pelayanan melalui dunia digital sesuai kebutuhan.
Lebih lanjut Pdt. Hansk mengatakan, tahun 2024 adalah tahun politik. GKII harus benar-benar menyikapinya dengan bijak.
Dia menegaskan bahwa mimbar gereja tidak boleh dialihfungsikan menjadi mimbar politik.
“GKII juga menyikapi situasi tahun 2024, tahun poltik, sehingga gereja tidak dijadikan sebagai mimbar dalam politik,” tandasnya.
Kepada pimpinan gereja dan para gembala, Pdt. Hansk mengingatkan untuk harus bersikap netral dalam menghadapi tahun politik.
“Pimpinan gereja dan para gembala harus netral. Tugas kita adalah mengakomodir, mendoakan, dan mengarahkan para pakder-kader potensial yang akan bersaing pada pemilu 2024. Namun, gereja tidak boleh berpolitik,” tutupnya.