PAPUA – Seorang komika nasional asal Papua, Yohanes Yewen atau yang biasa dikenal dengan Mas Yewen menyampaikan rasa prihatinnya melihat anak-anak Papua yang kecanduan akan lem aibon atau lem Fox.
Keprihatinan itu diekspresikan melalui konten Otsus 23 (Opini Khusus 2023) yang ia unggah di akun TikTok-nya @masyewen pada hari Rabu (18/1/2023).
Dalam konten Otsus 23 tersebut, Mas Yewen pertama-tama menampilkan video seorang bocah asli Papua yang sedang mabuk akibat menghirup lem aibon.
Dalam keadaan gayang, bocah itu berkali-kali meminta kepada penjaga toko untuk memberikannya sebuah gadget.
“Om, kasih HP satu dulu om. Adoh, sa pinjam HP satu dulu,” ujar si bocah dengan suara berat yang hampir tidak jelas sembari menunjuk-nunjuk gawai yang dipajang di dalam etalase.
Melihat video tersebut, Mas Yewen kemudian menyambungnya dengan mengungkapkan rasa prihatinnya.
“Saya prihatin sih yang pertama. Saya sedih melihat adik-adik saya harus aibon lalu jalan minta-minta,” ujar komika yang pernah menjadi juara 3 kompetisi Stand Up Comedy Academy musim 3 di tahun 2017 itu.
Mas Yewen juga memberikan beberapa statement yang ia kemas dalam bentuk satir.
“Aduh kenapa harus (lem) aibon. Kenapa tidak aftur saja, supaya tidak usah minta di bawah lagi, minta langsung sambil terbang,” katanya.
Saking kesalnya melihat peredaran lem aibon yang begitu bebas di Papua, Mas Yewen bahkan menyarankan dengan sindiran agar penjualan lem aibon ini sekalian dibuatkan resepnya seperti obat-obat pada umumnya.
“Saya lihat begini saya kasihan sekali. Saya sedih karena menuju ganja, sabu-sabu itu dari kaleng ini sudah, narkoba kaleng ini, aibon ini,” tuturnya.
Mas Yewen juga mengungkapkan bahwa ia kerap melihat beberapa anak-anak Papua yang tidak segan-segan memilih untuk menghirup bensin di saat kehabisan lem aibon.
“Makanya saya tu kalau BBM naik itu, naik saja. Karena dengan BBM naik, kan dong (mereka) tidak mampu beli toh, kan begitu,” tukas Yewen.
“Ada beberapa yang dong sampai isap avtur, bahan bakar pesawat ini. Saya tahu ko pu bapak kerja di bandara, tapi tubuhmu itu tidak kaya boeing 737. Anda punya dada yang tipis halus itu kalau avtur dia masuk, ko kalau kentut saja keluar api. Apalagi ko berak, meledak,” lanjut Mas Yewen dengan nada komedi satirnya.
Menurut Mas Yewen, segala bentuk pembatasan atau penyetopan peredaran minuman keras (miras) tidak akan berarti bilamana fenomena penyalahgunaan lem aibon ini masih marak di Papua.
“Untuk peredaran, saya kasih tahu, kita hilangkan miras tapi kalau aibon masih ada, sama saja. Miras dengan aibon, menurut saya, aibon lebih rusak. Apalagi kalau dong kolaborasi. Sudah minum, cium, aduh,” tandasnya.
Lebih lanjut Mas Yewen berpesan kepada masyarakat untuk tidak melakukan kekerasan apabila bertemu dengan bocah-bocah yang sedang dalam keadaan mabuk lem.
“Tolong, mending panggil dong pu orang tua atau arahkan mereka. Kalau memang bisa kasih makan, kasih makan dulu. Kasih tenang dong. Jangan kasih kekerasan ya karena kasihan mereka ini rata-rata di bawah umur,” pintanya.
“Intinya jangan sampai dong melakukan kekerasan. Misalnya kalau dong kekerasan juga, tolong diladeni dengan cara-cara kemanusiaan,” imbuhnya.
Dia juga berharap agar peredaran lem aibon dan miras bisa segera dihentikan demi masa depan generasi anak-anak Papua yang lebih baik.
“Kita bicara pajaknya besar untuk pembangunan infrastruktur tapi kalau tidak membangun manusianya, stop! Itu saja dari saya, dan saran saya, ada cara lain yang bisa kita bangun dengan cara yang halal dan juga bisa memanusiakan manusia,” pungkasnya.
Dari pantauan GaleriPapua.com, konten video tersebut sampai dengan saat ini telah ditonton sebanyak 146 ribu lebih dan mendapatkan jumlah like sebanyak 14 ribu lebih.
@masyewen BELI NARKOBA KALENG PAKE RESEP 🤘🏾 #fyp #viral#anakpapua#aibo #narkob ♬ suara asli – Mas Yewen
Adapun ratusan tanggapan dari komentar warganet yang setuju dengan Mas Yewen dan ikut prihatin dengan fenomena anak aibon di Papua.
Berikut beberapa komentar diantaranya.
“Setuju KK yewen kadang saya juga pikir bgtu sedih juga tapi mau bgmna mereka kebiasaan bgtu mau larang juga tdk bisa,” tulis akun @mr.jo310595.
“Sangat memprihatinkan, ini menjadi tantangan terbesar bagi kita orang asli Papua untuk menyelamatkan generasi masa depan Papua,” tulis akun @pesimisgirl.
“Sa stuju pace yg di utamakan itu SDM dulu,” komentar akun @nxmdkdkdekeie.
“Bisa k di daerah dibuat kan satu asrama atau tempat rehabilitasi yg dikelola oleh pemerintah, kalau bisa dr dana otsus,” saran dari akun @mathiasteurupun.
“Itu dia kakak, kita harus memperbaiki pendidikan supaya masa depan anak” papua cerah,” tulis akun @Hafesalarsyad.
“Kaks stuju dgn kaks blg, tambahan sj kaks bagaimana klo DINSOS, lembaga pendidikan, dan lembaga yg lain untuk mengambil perannya,” kata akun @gamaa80.
“Dinas terkait su tra peduli,” tulis akun @anakkoya17