MIMIKA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika akan meluncurkan program El Matador atau eliminasi malaria tanpa kendor untuk menekan angka penyebaran penyakit malaria di Mimika.
Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Mimika, Reynold Ubra pada sebuah pertemuan di Ballroom Hotel Grand Tembaga, Timika, Kamis (13/10/2022).
“Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional tahun 2022, kami akan melakukan program gebrak malaria yang dikenal dengan program El Matador, di mana di sana akan ada penglibatan semua sektor, termasuk teman-teman media, influencer Timika, FKUB, dan juga para ketua paguyuban, guru-guru,” ujarnya.
Reynold mengatakan, program tersebut nantinya akan mengatasi dua hal, yakni pencegahan penularan malaria dari ke manusia dan dari manusia ke nyamuk.
“Karena ampai sekarang kalau kita lihat genangan air di lingkungan dimana kita tinggal itu belum bersih ya, itu satu. Yang kedua, masalah kepatuhan pengobatan malaria sampai tuntas. Ini yang harus diawasi oleh semua anggota keluarga,” kata Reynold.
Adapun lima pendekatan yang bakal dilakukan untuk menjalankan program El Matador. Pertama, melakukan pengorganisasian di antara para pemangku kepentingan sampai di tingkat masyarakat.
“Yang kedua adalah promosi dan deteksi malaria lebih dini. Itu nanti dilakukan dengan pemeriksaan darah secara masal oleh Puskesmas dan juga kader-kader kesehatan, kader malaria. Yang ketika adalah melakukan pengobatan dan melakukan pemantauan pengobatan sampai benar-benar dinyatakan tuntas,” jelasnya.
“Yang keempat pengendalian vektor, yaitu akan dilakukan pengamatan-pengamatan dimana tempat perindukan nyamuk. Dan kelima adalah manajemen data surveilans malaria. Ini pasti kami akan bekerja sama dengan media untuk menyampaikan lingkungan mana sih yang bersih. Berapa sih kasus malaria dalam dua kali seminggu,” imbuhnya.
Reynold berharap dengan adanya program El Matador yang nantinya dilakukan secara serentak, terstruktur dan masif, malaria di Mimika nantinya dapat dikendalikan dengan baik.
Lebih lanjut, disampaikan bahwa saat ini tim dari Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan dan Puskesmas sedang menyusun mikroplaning untuk dua periode.
“Itu periode jangka pendek, yaitu untuk bulan Oktober sampai bulan Desember, karena di bulan Januari biasanya kasus malaria itu tinggi setelah Natal tahun baru. Nah kemudian yang berikut adalah untuk jangka menengah yaitu tahun 2023. kementerian Kesehatan punya komitmen untuk bisa mensuport upaya percepatan pengendalian malaria di Mimika itu lebih maksimal,” pungkasnya.