MIMIKA – Akibat cuaca buruk yang terjadi dalam seminggu terakhir, hasil tangkapan ikan laut di Kabupaten Mimika, Papua Tengah menurun.
Kordinator Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Timika Papua Tengah, Haryadi, mengungkapkan bahwa rata-rata penurunan hasil tangkapan mencapai 40 persen hingga 60 persen.
“Penurunan hasil tangkapan ikan ini rata-rata bisa mencapai 40-60 persen sehingga kegiatan pembongkaran ikan di Poumako juga kurang atau rendah,” ujarnya saat ditemui di Timika, Senin (23/1/2023) siang.
Haryadi menjelaskan, dari 20 kapal yang masuk, bisa terlihat bahwa hanya 3 sampai 4 kapal yang melakukan pembongkaran.
“Yang lain hanya dalam posisi berlindung karena cuaca buruk dan belum ada ikan. Cuaca selalu berubah sehingga kapal baru keluar lima hari, sudah kembali masuk lagi,” katanya.
Disampaikan Haryadi bilamana cuaca laut teduh atau normal, hasil tangkapan ikan dari rata-rata kapasitas kapal seharusnya bisa terpenuhi 80 persen hingga 90 persen.
“Paling rendah itu 60 persen ke atas. Itu dari data-data yang lalu. Tapi dengan cuaca yang buruk ini, akhirnya kapal yang masuk bongkar hanya dua tiga kontainer,” tuturnya.
“Kalau yang lalu-lalu, mulai dari Oktober sampai Maret ini, harusnya kapal masuk itu bongkarannya bisa 6 kontainer sampai 8 kontainer,” imbuhnya.
Lebih lanjut Haryadi menyebutkan bahwa akibat dari cuaca buruk ini juga membuat banyak kapal di laut Arafura yang terpaksa berlindung di Timika, Merauke, dan juga Dobo.
“Cuaca buruk di laut ini gelombang cukup besar, angin cukup kencang, jadi kapal-kapal secara umum untuk laut arafuru banyak sekali yang berlindung. Ada yang berlindung ke Timika, ada yang ke merauke, maupin ke Dobo. Secara umum untuk arafuru seperti itu,” pungkasnya.