MIMIKA – Massa pendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut 03, Alexsander Omaleng dan Yusuf Rombe Pasarrin (AIYE), menggelar aksi demo damai di depan Kantor KPU Mimika, Jalan Hasanudin, Timika, Papua Tengah, Rabu (11/12/2024).
Dalam aksi tersebut, Ketua Tim Pemenangan AIYE, Nalio Jangkup, melontarkan pernyataan-pernyataan keras atas dugaan ketidakadilan yang dilakukan oleh KPU dan Bawaslu Mimika terhadap Paslon AIYE.
Menurut Nalio, KPU dan Bawaslu telah melakukan kecurangan dengan mengambil suara milik AIYE dari beberapa distrik yang merupakan basis AIYE untuk diberikan kepada Paslon lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hari ini, kita di sini melakukan aksi karena suara AIYE yang begitu banyak dirampok oleh KPU dan Bawaslu dan diberikan kepada pasangan yang lain,” ujar Nalio saat berorasi.
Tak hanya itu, Nalio juga kecewa lantaran KPU dan Bawaslu tidak mengusut dugaan penggunaan sistem noken yang terjadi di Distrik Agimuga. Padahal Mimika jelas-jelas tidak lagi diperbolehkan menggunakan sistem noken.
“Kenapa Agimuga dilindungi, sedangkan tempat suara kita menang malah suara kita dihancurkan oleh Bawaslu dan KPU,” tandasnya.
Atas dasar itu, Nalio dengan tegas menolak keputusan hasil perolehan suara yang ditetapkan KPU pada Senin (9/12/2024) malam lalu di GOR Futsal, Jalan Poros SP2-SP5, Timika, Papua Tengah.
“Hari ini, kami mau sampaikan bahwa kami akan melawan itu sampai suara kami dikembalikan. Tidak akan ada pelantikan di Kabupaten Mimika. Kita kumpulkan semua, siapkan kekuatan masyarakat, Amungme-Kamoro harus kawal itu,” tuturnya.
“Belum jadi pemimpin saja dia sudah mencuri, apalagi besok setelah memimpin, bahkan uang dirampas. Besok Amungme Kamoro kamu habis,” kata Nalio keras.
Dia menegaskan, jika Bawaslu dan KPU tidak menindaklanjuti tuntutan massa, maka pihaknya tidak akan membiarkan adanya pelantikan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Mimika.
“Tidak ada pelantikan, kamu enak-enak mau ada pelantikan di sini. Kita tetap akan kawal itu, kacau-kacau, perang-perang. Kita tunggu keputusan dari Bawaslu dan KPU, kita akan kasih hancurkan kabupaten ini. Suara kita saja dihancurkan, kenapa kita mau diam. Kita akan lawan sampai suara kita dikembalikan,” tuturnya.
“Sekarang kita pulang kumpul kekuatan, apapun segala cara akan kita lakukan. Tidak ada pelantikan di kabupaten ini. Siapkan semua sampai kita dapat jawaban suara kita itu kemana? Suara di Tembagapura dikemanakan? Kwamki dikemanakan? Suruh pemilihan ulang. Kita diteror, kita dipanah, itu yang kamu mau diam? Kita tetap akan lawan,” pungkasnya.