MIMIKA – Juru Bicara (Jubir) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, menegaskan bahwa di tahun 2024 ini, pasukan TPNPB akan meningkatkan serangan ke pos-pos militer Indonesia yang ada di tanah Papua.
Pernyataan tersebut disampaikan Sebby pasca peristiwa penembakan yang menewaskan seorang prajurit TNI di Kali Mawar, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, bersamaan dengan penyerangan pos militer di Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada 5 Januari 2024 lalu.
“Serangan TPNPB ke pos militer Indonesia di Kabupaten Puncak Jaya, Papua telah menewaskan seorang anggota militer Indonesia. Dalam hal ini, Kalenak Murib dan pasukannya bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan seorang anggota militer Indonesia,” ujar Sebby melalui siaran pers yang diterima Galeripapua.com pada Senin (8/1/2024).
“TPNPB Komando Wilayah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya juga telah melaporkan bahwa mereka juga telah lakukan serangan di pos militer Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Januari 2024, dan kami perlu sampaikan kepada semua pihak bahwa serangan-serangan di pos militer Indonesia akan meningkat di tahun 2024 ini,” tegas Sebby.
Terkait penyerangan di Titigi, Sebby menyebut tidak terdapat korban jiwa. Penyerangan itu, kata dia, dilakukan agar pos-pos militer TNI-Polri yang ada di sana segera dipindahkan ke ibu kota Intan Jaya.
“Pos TNI-Polri tersebut harus pindah ke kota induk Intan Jaya. Alasannya, (dengan adanya) pos TNI-Polri di Titigi, banyak masyarakat sipil (yang menjadi) korban jiwa dan pos tersebut (merupakan) akses masyarakat sipil (dari) berapa kampung,” jelas Sebby.
Dia juga menyampaikan bahwa per tanggal 1 Januari 2024 lalu, TPNPB Kodap VIII Intan Jaya telah berkumpul dan bersatu untuk melakukan rapat Kodap terkait aksi-aksi penyerangan yang akan digencarkan pada tahun 2024.
“Dalam hal ini, semua TPNPB-OPM Kodap VIII intan Jaya kumpul, tahun 2024 tetap lawan sampai akhir Papua merdeka penuh,” tandasnya.
Di samping itu, Sebby pun memberikan klarifikasi mengenai sebuah video berdurasi 2 menit 9 detik yang menyinggung bahwa penembakan di Puncak Jaya pada Jumat (5/1/2024) lalu adalah balasan atas kematian mantan Gubernur Papua, almarhum Lukas Enembe.
“Video ini mungkin kurang paham dan keliru. Artinya mereka singgung Lukas Enembe dan juga bilang Kodap III Ilu. Itu mungkin kekeliruan karena TPNPB secara komando belum ada perintah serang militer Indonesia dengan dasar pembalasan atas kematian Lukas Enembe dan kami TPNPB bukan berjuang untuk Lukas Enembe, tetapi perjuangan TPNPB sepenuhnya hanya untuk Papua merdeka penuh dari pendudukan ilegal Pemerintah Republik Indonesia,” terang dia.
Sebby menjelaskan bahwa di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, hanya terdapat dua Kodap yakni Kodap Sinak dan Yambi.
“Jadi, yang bicara di video ini kami anggap orang yang keliru karena wilayah Kabupaten Puncak Jaya di bawah Komando Kodap Sinak dan Kodap Yambi, bukan Kodap III Ilu. Penembakan itu terjadi di wilayah pertahanan Kodap Sinak dan Kodap Yambi di Kabupaten Puncak Jaya,” jelasnya.
“Dan Panglima Tinggi TPNPB, Gen Goliath Naaman Tabuni, bersama Komandan Operasi Umum TPNPB, Mayjen Lekagak Telenggen, bertanggung jawab atas perang Pembebasan Nasional Papua Barat yang dilakukan oleh pasukan TPNPB di 36 Kodap di seluruh tanah Papua,” tutupnya.