MIMIKA – Pasca kejadian penembakan di tengah suasana Pemilu 2024 di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, yang mengakibatkan korban dari warga sipil dan aparat keamanan, Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, menegaskan kepada para politisi dan pendukungnya untuk tidak lagi membuat onar.
Hal itu ditegaskan Fakhiri saat ditanyai apakah ada keterkaitan aksi penembakan dengan pelaksanaan Pemilu 2024 di Intan Jaya.
“Ya, saya berharap (kegaduhan dan penembakan) sudah berakhir. Saya kemarin sudah kasih ingat, yang main politik, mau itu legislatif, mau apa (pun), setop, jangan bikin diri inti,” tegas Fakhiri di Timika, Papua Tengah, Sabtu (2/3/2024).
Pernyataan itu dilontarkan Kapolda karena kesal dengan para politisi yang kerap kali telah terpilih namun malah tidak mengemban tugasnya dengan baik.
“Setelah jadi dewan, kamu tidak urus kampung, masih bolak balik Jayapura, Jawa,” tuturnya.
Fakhiri berharap agar para politisi dan pendukungnya dapat tetap menjaga kondusifitas dan keamanan hingga hasil perhitungan suara diumumkan.
“Suara yang sudah kalian sepakati, kalian ikat, cukup di situ (distrik). Jangan lagi nanti bawa ke tingkat kabupaten bikin onar,” pesannya.
Ketika ditanya kelompok mana yang membuat kegaduhan, secara umum Kapolda menyebut kelompok dari para politisi yang mencalonkan diri di Pemilu 2024.
“Kalau di intan Jaya kan orangnya sendiri antara kelompok yang mau jadi bupati atau kelompok yang mau jadi (anggota) DPR,” kata dia.
Sebagai informasi, dalam pelaksanaan Pemilu 2024, ada 6 distrik di Kabupaten Intan Jaya yang tidak dijaga oleh aparat keamanan.
Hal itu dikarenakan keenam distrik tersebut merupakan markas dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Keenam distrik itu yakni Distrik Ugimba, Hitadipa, Agisiga, Tomosiga, Biandoga, dan Wandai. Adapun dua distrik yang dijaga aparat keamanan yaitu Distrik Sugapa dan Homeyo.
Lebih lanjut perihal penembakan yang belakangan terjadi di Intan Jaya, Kapolda mengungkapkan bahwa gangguan tembakan terjadi dalam waktu dua hari, yakni pada 1 Maret 2024 dan dua hari sebelumnya pada tanggal 28 Februari 2024.
“Kejadian dua hari sebelumnya (28/2/2024) itu kan ada gangguan kontak tembak. Anggota kejar, akhirnya ada kena dua masyarakat. Mereka katakan masyarakat sipil. Tentunya ini sudah ditangani oleh kita,” jelas Fakhiri.
“Dampak berikut, beberapa waktu hari kemarin (1/3/2024), ini kan terjadi kontak tembak pagi lagi. Kami ada kena, anggota kita. Tentunya ini saya prihatin. Semua sudah jalan baik akhir-kahir ini, tapi masih ada lagi gangguan seperti itu,” imbuhnya.
Dia pun berharap agar rentetan peristiwa gangguan tembakan ini nantinya tidak sampai meluas kemana-mana.
“Tentunya kami aparat keamanan baik Polres, Kodim, dan juga teman-teman dari (Satgas) Damai Cartenz akan berusaha untuk memetakkan baik dan melakukan bagaimana penindakan penegakkan hukum terhadap para pelaku yang masih selalu melakukan gangguan-gangguan penembakan terhadap aparat. Bahkan dampak dari pada gangguan itu juga bisa menyasar kepada masyarakat sipil lainnya,” tuturnya.
Fakhiri turut mengingatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab agar berhenti menggunakan isu-isu di Papua untuk dipelintir demi kepentingan tertentu.
“Sudah kejadian baru kadang-kadang dipelintir lagi, selalu dipelintir terus sama saudara-saudara saya, adik-adik saya yang selalu mengatakan Papua merdeka kah, mengatakan pasukan TPNPB. Saya dari kemarin ngomong, berhenti dengan pembodohan terhadap masyarakat kita,” tegas Fakhiri.
“Tidak usah memakai isu penembakan segala macam untuk memelintir seolah-olah Papua ini tidak aman. Buktinya sekarang kan semua lagi sedang sibuk-sibuknya Pemilu. Jadi, semua satu kata, ko jangan bikin diri inti, setop dengan buat kegaduhan di tanah Papua,” imbuhnya.
Dia menilai juga bahwa adapun pihak-pihak dari luar Papua yang menggunakan isu Papua dengan maksud-maksud tertentu demi kepentingan pribadi.
“Kamu enak-enak di luar sana, makan enak, tapi kita di Papua ini yang setengah mati. Putar keliling sampai di Vanuatu segala macam, tidak tahu uang dari mana, gunakan isu Papua untuk kepentingan diri dia, bukan kepentingan kita di tanah Papua, bukan kepentingan saudara-saudara saya yang ada tinggal di pelosok-pelosok negeri. Ingat, kita masih ingin Papua ini maju. Jadi, jangan lagi buat kegaduhan dengan isu yang ada di Papua,” pungkasnya.