MIMIKA – Ketua DPD KNPI Mimika (Energy of Harmoni), Pertius Wenda meminta para pemuda di Kabupaten Mimika untuk tidak lagi berdebat soal dinamika dualisme yang sedang terjadi pada KNPI Mimika.
Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah bagaimana para pemuda dapat bersatu dan bersama-sama berpikir untuk mengambil peluang duduk di Provinsi Papua Tengah.
“Sekarang kita harus pikirkan provinsi ini pemuda Mimika bisa duduki atau tidak. Itu saja dulu karena kita kalau ribut di Kabupaten ini, maka saya pastikan di provinsi itu kita tidak bakal ada peluang. Hari ini tugas pemuda, khusus untuk kami di KNPI, siapkan generasi-generasi yang siap dipakai untuk menduduki provinsi,” jelasnya kepada GaleriPapua.com, Jumat (18/11/2022) malam.
Pertius mengajak seluruh pemuda dari Nakai sampai Potowaiburu yang memiliki potensi untuk bergabung dan belajar cara berorganisasi sehingga ke depan KNPI Mimika dapat melahirkan pemimpin-pemimpin hebat.
“Para pemuda harus membuka diri. Lepaskan itu pikiran-pikiran yang tidak membangun seperti egoisme, sukuisme, margaisme, dan segala macamnya. Tidak boleh berpikir seperti itu, karena itu bukan zamannya lagi. Sekarang itu bagaimana cara untuk kita menangkap peluang yang ada di depan mata,” ujarnya.
Pertius menuturkan, saat ini zaman berkembang begitu pesat dan para pemuda dituntut untuk bisa melakukan kolaborasi-kolaborasi yang membangun.
“Khusus untuk pemuda Papua, kita harus mampu bersaing dengan teman-teman lain di luar. Ada peluang di mana yang kosong, pemerintah punya peluang ada, tapi tidak dilakukan, itu pemuda harus mengisinya. Mengisinya tentu harus punya kemampuan, punya karakter, perilaku, attitude, dan daya saing yang bagus,” tandasnya.
“Ini harus dibentuk dari diri kita sendiri. Belajarnya dimana, yaitu di KNPI. Maka lepaskan itu semua kepentingan-kepentingan yang terselubung di dalam KNPI. Masuk KNPI juga jangan dengan prinsip saya dapat apa, tapi apa yang harus saya buat untuk orang lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Pertius menyebutkan bahwa visinya sebagai Ketua DPD KNPI Mimika adalah manusia memanusiakan orang lain. Kemudian seorang pemimpin harus bisa meregenerasi pemimpin-pemimpin baru sehingga Mimika tidak kekosongan pemimpin.
“Itu harapan saya sebagai ketua KNPI. Saya bisa saja setelah tiga tahun ini saya lepas. Tapi apakah selama tiga tahun itu saya sudah siapkan mereka ini kah tidak. Kasihan, kalau saya tidak lakukan itu selama tiga tahun, maka saya berdosa besar,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Pertius, ke depan KNPI Mimika akan lebih banyak memberikan kesempatan kepada para anggotanya, khusunya pemuda Papua untuk tampil berekspresi agar proses kaderisasi tetap berjalan dan dapat melahirkan pemimpin muda Papua yang kompeten.
“Kemudia saya juga akan sampaikan ke teman-teman pendatang untuk back up mereka. Mereka harus bicara, harus tampil. Itu baru hasilnya kita bisa dapat setelah 10 tahun ke depan. Bukan hal muda memang. Tapi itulah prosesnya,” pungkasnya.