JAYAPURA – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-Jayapura menggelar aksi demo menolak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali, Rabu (16/11/2022) di Uncen Abepura, Kota Jayapura, Papua.
Salmon Wantik yang merupakan salah satu penanggung jawab aksi menilai bahwa KKT G20 akan memberikan dampak eksploitasi sumber daya alam (SDA) Papua.
Dirinya menduga delegasi Indonesia bakal menawarkan SDA yang ada di Papua untuk dijadikan lahan investasi baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Indonesia akan menawarkan sumber daya alam di Papua yang melimpah sehingga negara-negara itu dapat melihat daerah mana di Papua yang dapat dieksploitasi,” seru Salmon di Abepura.
Dengan melihat kabar yang beredar tentang krisis ekonomi yang akan terjadi secara global di tahun 2023, Salmon khawatir SDA Papua pun akan terkena dampaknya.
Untuk itu, Salmon menegaskan kepada Pemerintah Indonesia agar tidak melakukan tawaran-tawaran kepada negara lainnya untuk menjadikan Papua sebagai lahan eksploitasi. Sebab, kata dia, kehidupan masyarakat Papua masih sangat bergantung pada alamnya.
“Kami belum siap alam kami dihancurkan dengan segala macam kepentingan atau dengan alasan apapun. Kami membutuhkan alam untuk tetap bertahan hidup,” tegasnya.
Satu hal yang juga disampaikan bahwa aksi ini tidak untuk mengintervensi agenda negara di Bali, melainkan sebuah peringatan kepada pemerintah Indonesia agar tidak membuka pembahasan tentang hutan dan SDA di Papua.
Dari pantauan Galeripapua.com di lapangan, massa aksi kemudian dibubarkan secara paksa oleh pihak keamanan dengan tembakan gas air mata dan water cannon.