MIMIKA – Kepolisian Resor (Polres) Mimika menggelar kegiatan tatap muka bersama para jurnalis se-Kabupaten Mimika pada Senin (23/10/2023).
Kegiatan tatap muka yang berlangsung di Hotel Horison Ultima, Jalan Hasanuddin, Timika, Papua Tengah, tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra, dan tiga narasumber dari perwakilan media.
Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra, melalui sambutannya menjelaskan bahwa pertemuan ini digelar dalam rangka mewujudkan pemilihan umum (Pemilu) yang aman dan damai di Kabupaten Mimika serta mempererat tali silaturahmi.
“Ini dalam rangka silaturahmi sekaligus kita bertukar pikiran dan pengetahuan terkait pelaksanaan Pemilu tahun 2024. Kita berharap pada pelaksanaan Pemilu mendatang, kita bisa menciptakan iklim yang kondusif sesuai harapan kita bersama,” ujar Kapolres.
Menurutnya, dalam mewujudkan pelaksanaan Pemilu yang aman dan damai, selain pemerintah, pihak keamanan, dan penyelenggara, media juga memiliki peran yang besar terkait menjaga keamanan dan ketertiban selama masa pelaksanaan Pemilu berlangsung.
“Media memiliki peran yang cukup vital dalam menjaga pelaksanaan Pemilu sehingga kita berharap media dapat membantu pemerintah, pihak keamanan, dan penyelenggara dalam mewujudkam Pemilu yang aman dan damai di Kabupaten Mimika,” pungakasnya.
Sementara itu, Misba Latuapo selaku narasumber diskusi menekankan bagaimana profesionalitas di dalam kerja jurnalistik pada momen Pemilu.
Menurut Misba, setiap wartawan harus berpegang teguh pada kode etik jurnalistik yang tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999.
Di sisi lain, Misba juga menggambarkan mengenai perbedaan situasi Pemilu di lima tahun lalu dan Pemilu tahun 2024 yang akan datang.
“Lima tahun lalu kita tahu bahwa teknologi sudah terbuka, sudah berkembang tapi hanya pada kalangan-kalangan tertentu yang bermain media sosial atau pada platform-platform tertentu. Tapi di lima tahun setelahnya dan sekarang, itu anak kecil pun bisa mendapat informasi dari semua platform yang tersedia,” jelas Misba.
Bagi Misba, hal ini cukup rawan di mana hoaks atau kabar bohong bisa saja berseliweran di berbagai platform media sosial.
Oleh karena itu, wartawan harus mampu berlomba-lomba dengan citizen journalism guna menangkal berita-berita bias yang kerap dimunculkan di berbagai media sosial.
“Jadi, informasi kita harus menutupi informasi hoaks dari warga, dari media sosial yang bukan berprofesi sebagai jurnalis. Akan sangat salah ketika kita menyajikan informasi yang sama dengan informasi yang disampaikan oleh masyarakat yang bukan jurnalis,” tuturnya.
Di samping itu, narasumber lainnya yakni Sampe Sianturi lebih menegaskan soal independensi media dalam memproduksi sebuah karya jurnalistik.
Dikatakan bahwa sebagai media pers, konfirmasi dan cross check terhadap pihak-pihak yang bersangkutan adalah bagian dari kerja jurnalistik yang sangat penting.
“Kita harus menyeimbangkan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Berita itu harus berimbang. Itu salah satu peran media yang perlu kita jaga bersama,” tuturnya.
“Kalau ini kita bisa lakukan dengan baik, apapun liputannya, apapun kondisinya saya yakin semua akan berjalan dengan baik,” imbuhnya.