MIMIKA – Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, meminta para peternak babi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, agar tidak membakar bangkai babi yang mati akibat virus African Swine Fever (ASF).
Seperti diketahui, virus ASF atau yang juga dikenal sebagai Demam Babi Afrika kini sudah tersebar pada tiga distrik di Kabupaten Mimika, yakni Distrik Mimika Baru (Miru), Wania dan Kuala Kencana.
Bupati Omaleng saat ditemui pada Selasa (6/2/2024) menekankan, ternak babi yang mati terjangkit virus ASF sebaiknya dikubur dan tidak dibuang ke sungai atau tempat sampah sehingga tidak menyebarkan penyakit.
Omaleng berharap para peternak babi lebih waspada terhadap penyebaran virus ASF dengan menguburkan babi yang mati di lokasi yang jauh dari organisasi masyarakat.
“Kalau mau kubur ternak babi yang terjangkit virus ASF juga harus mencari tempat yang jauh dari kawasan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus,” ujar Bupati Omaleng.
Sementara itu, meskipun sebelumnya pemerintah telah melakukan intervensi dengan melaksanakan sosialisasi terhadap peternak babi, penyemprotan desinfektan, hingga pemberian serum konvalesen, tapi tampaknya hal itu kurang efektif.
Pasalnya, jumlah babi yang mati setiap hari semakin bertambah. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, jumlah babi yang mati akibat terjangkit virus Demam Babi Afrika ini sudah mencapai 519 ekor per Senin, 5 Februari 2024.
Kepala Disnak Keswan Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani, mengungkapkan virus ini semakin sulit dikendalikan karena masih ada masyarakat yang membeli babi dari wilayah yang masuk dalam zona merah.
Tak hanya itu, ada juga peternak yang membuang babinya ke sungai sehingga menyebabkan penyebaran ASF semakin gesit. Faktor lainnya adalah jarak kandang babi yang satu dengan kandang babi lainnya terbilang dekat.
Sabelina pun mengimbau agar peternak dapat memberikan injeksi serum konvalesen sebanyak tiga kali sehari pada babi, membersihkan kandang secara berkala, serta tidak berinteraksi dengan kandang lain.
“Pemda Mimika sudah menyiapkan lahan untuk lokasi penguburan babi yang mati. Dalam waktu dekat, lokasi tersebut akan digunakan,” pungkas Sabelina.