MIMIKA – Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob, kembali menyebutkan bahwa saat ini Pemerintahan Omaleng Rettob (OMTOB) sedang ‘dikudeta’ oleh kelompok-kelompok tertentu yang tidak ingin bekerja dengan jujur dan tulus.
Hal itu ia sampaikan saat memimpin apel gabungan bersama para ASN dan non ASN di pelataran Kantor Pusat Pemerintahan Mimika, Jalan Poros SP3, Timika, Papua Tengah, Senin (30/1/2023).
“Kalian masih ingat kah tidak, apel perdana saya sebagai pelaksana tugas bupati, pernah saya sampaikan bahwa pemerintahan OMTOB ini lagi ‘dikudeta’,” ujar John, sapaan akrab Plt Bupati Mimika.
“Pak bupati dibuat berhalangan sementara, dan saya waktu itu bilang bahwa saya juga akan dibuat seperti begitu. Dan betul, walaupun belum sih. Tapi arahnya ke sana sudah jelas,” ungkapnya.
John mengatakan bahwa dirinya dengan sengaja ditersangkakan agar kelompok-kelompok itu bisa berkuasa di Pemerintahan Kabupaten Mimika.
“Saya sebagai Pelaksana Tugas Bupati ditersangkakan. Sesudah itu mungkin mau dipenjarakan. Sesudah dipenjarakan, pemerintahan ini kan kosong toh, nah kelompok itu sudah yang nanti mau memerintah daerah ini. Dan itu ada di antara kalian juga, ada yang punya niat-niat itu. Betul kah tidak?” Tandasnya.
John menegaskan bahwa sebagai seorang aparatur negera yang bekerja di tanah Mimika, sudah sepatutnya dapat menjalani tugas-tugasnya dalam melayani masyarakat dengan hati yang jujur dan tulus.
“Ternyata ada yang tidak suka kerja yang seperti begitu, ada yang mau mereka kerja itu suka-suka dia saja. Uang pemda, uang negara, uang rakyat ini mau diambil semua sama mereka. Jadi tidak senang,” tuturnya.
Lanjut John, tidak heran ketika dirinya ditersangkakan, banyak dari kelompok-kelompok itu yang merasa bahagia.
“Akhirnya ini jadi saringan bagi saya. Semakin ketahuan semua ternyata orang ini dia begini. Ada pejabat yang saya berpikir nanti saya mau promosikan dia, ternyata hati iblis ada di dalamnya, luar biasa. Tapi terbuka jalan ini semua. Ini rencana Tuhan,” katanya.
“Saya tidak punya salah sama kalian, tapi kok bisa ya. Di depan saya manis-manis, tapi dibelakang ternyata ular berbisa,” imbuhnya.
Sebagai anak kelahiran Timika, John mengatakan bahwa dirinya akan tetap bersikap tegas dalam menilai kinerja setiap ASN. Hal itu, kata dia, adalah suatu bentuk pengabdian untuk tanah kelahirannya.
“Saya lahir di tanah ini. Saya punya orang tua melahirkan dan membesarkan saya di tanah ini. Orang tua saya datang ke sini, orang tidak tahu bahasa Indonesia, tapi mereka berjuang mati-matian,” ujarnya
“Dan saya sebagai penerus, saya harus melanjutkannya, harus bekerja dengan jujur. Kita harus bekerja dengan hati untuk masyarakat kita. Jangan coba-coba kalian bekerja dengan tidak baik,” pungkasnya.