Tanah Merah Kota Judi?

Benediktus Fatubun

- Wartawan

Senin, 20 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Tanah Merah Kota Judi

i

Ilustrasi Tanah Merah Kota Judi

Sebelum saya menulis lebih jauh, saya ingin katakan bahwa tulisan ini hadir untuk memantik diskusi yang lebih dalam terkait situasi di Boven Digoel, khususnya Tanah Merah. Jadi, saya menganjurkan agar gunakan otak dalam membaca tulisan ini.

Saya sengaja menggunakan tanda tanya pada tulisan ini. Dengan menggunakan tanda tanya, harapannya melalui tulisan ini terlahir sebuah diskusi untuk menemukan jawaban.

Dalam sejarah perjuangan Negara Indonesia, kota ini sangat dikenal sebagai tempat pembuangan sekaligus pembangkangan. Tempat ini menjadi salah satu katalisator dalam perjuangan melawan Belanda.

Banyak tokoh-tokoh hebat yang dibuang ke sini. Selain Hatta dan kawan-kawan, ada juga Marco Kartodikromo, Aliarkam, dan lain-lain. Ingatan Historis itulah yang mendorong, minimal peminat sejarah atau mereka yang pernah membaca kisah kaum digulis, untuk datang ke tempat ini.

Ekspektasi tentang kota ini sangat luar biasa di benak orang-orang yang belum pernah datang. Datang dan tinggal sebentar di kota ini, tentu Anda akan kaget. Sekilas pengantar tentang Sejarah Kota ini.

Mari masuk ke inti tulisan. Saya akan mulai tulisan ini dengan menampilkan link berita yang dapat kawan-kawan kunjungi.

Diduga Pasar Malam di Pusat Kota Boven Digoel Dijadikan Ajang Judi Rolex

Berita di atas menyoroti kegiatan pasar malam yang dijadikan sebagai ajang judi Rolex. Kegiatan pasar malam tersebut diselenggarkan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) wilayah Boven Digoel.

Dalam tulisan ini, saya akan mempersoalkan beberapa hal, yakni judi Rolex sebagaimana yang disoroti juga oleh media tersebut, pemerintah daerah, pihak kepolisian yang dalam berita itu diwakili oleh Wakapolres Boven Digoel, Muh. Mukabsi M,S.Sos, dan yang terakhir pemuda secara keseluruhan.

Pertama, pada pemberitaan tersebut, si wartawan berfokus pada praktek judi dalam kegiatan pasar malam. Pertanyaan yang bisa kita ajukan setelah membaca berita tersebut adalah apakah hanya di pasar malam terjadi kegiatan judi Rolex?

Masyarakat yang tinggal di Boven Digoel, khususnya Tanah Merah akan berkata dengan tegas, TIDAK! Kegiatan judi Rolex berjalan setiap hari dan terdapat di hampir setiap kompleks perumahaan masyarakat.

Hal yang lebih memprihatinkan adalah kegiatan Rolex di berbagai kompleks tersebut dihadiri oleh masyarakat dari segala usia, dari yang muda sampai tua, balita hingga remaja.

Masa depan generasi Papua seperti apa yang ingin kita bangun jika melihat kondisi sosial seperti ini?

Rolex hanya satu dari berbagai jenis judi yang beredar secara luas dan terang-terangan di kota Tanah Merah. Apa masyarakat yang salah? Tentu tidak.

Terus untuk bro yang sudah menulis berita ini, pertama ucapan terima kasih. Yang berikut saya mau tanya, kenapa praktek perjudian lainnya yang selama ini berjalan tidak turut diliput?

Baca Juga :  FPHS Minta Dewan Sikapi Kejelasan Pembagian Saham 7 Persen Freeport

Kedua, perlu diketahui bahwa maraknya aktivitas perjudian di Boven Digoel bukan baru terjadi. Aktivitas ini sudah berjalan lama.

Pertanyaannya, pemerintah selama ini sudah mengambil langkah tegas apa guna menanggapi aktivitas perjudian? Minimal membuat Peraturan Daerah untuk melokalisasi kegiatan-kegiatan tersebut.

Yah, menghilangkannya mungkin sulit, tapi mengaturnya tentu bisa. Tpi kalau pemerintah bisa “menghilangkan”, tentu akan sangat bagus.

Bukankah visi-misi “mengembangkan SDM” adalah poin andalan dari setiap orang yang menjabat sebagai orang nomor satu di daerah ini?

Pemerintah jelas paham bahwa cara “mengembangkan SDM” bukan dengan membiarkan judi berkembang biak di kabupaten ini.

Ketiga, “Kami tetap mendukung dan akan memberikan surat ijin untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat kemasyarakatan. Namun, kegiatan yang bersifat judi, mohon maaf, kami tidak akan berikan surat ijin tersebut”, tegasnya.

Pernyataan di atas diucapkan oleh Wakapolres Boven Digoel, Muh. Mukabsi M,S.Sos. Sebuah ucapan tegas. Saya suka.

Tapi mari kita bertanya, tindakan apa yang telah dilakukan kepolisian guna menertibkan ativitas perjudian yang kian menjamur di Boven Digoel? Bagaimana respon kepolisian terkait praktek perjudian yang kian masif di Boven Digoel?

Atau mungkin, ini mungkin ya, apakah ada surat ijin yang diberikan terhadap aktivitas perjudian tersebut?

Atau mungkin kita harus bertanya secara serempak, kenapa praktek perjudian dapat berjalan dengan mulus tanpa ada upaya penertiban dari pihak kepolisian? Siapa yang berada di balik maraknya perjudian di kabupaten ini?

Keempat, mungkin kawan-kawan bertanya kenapa saya tidak fokus membahas KNPI sebagai pihak yang bertanggung jawab atas acara tersebut?

Jawaban saya sederhana, mereka adalah akibat bukan sebab. Jika saya berfokus mengkritik KNPI, itu artinya saya menyederhanakan persoalan bisnis perjudian yang berlangsung di Boven Digoel. Untuk itu saya juga mengkritik pemerintah, kepolisian, dan media.

Namun, bukan berarti KNPI sebagai organisasi kepemudaan bisa lolos dari kritik. Dia harus tetap dikritik. Saya memilih membahas pemuda secara keseluruhan dalam bagian ke empat ini.

Berangkat dari sebuah pertanyaan, apa yang sudah pemuda lakukan guna merespon fenomena sosial ini?

Pemuda bukan cuma KNPI. Di luar KNPI, masih ada keselamatan. Untuk ungkapan di luar KNPI masih ada keselamatan, silakan kawan-kawan kunjungi link di bawah ini guna mengetahui sejarah terbentuknya KNPI dan untuk tujuan apa organisasi tersebut lahir.

Sejarah 23 Juli: Hari Lahir KNPI Ormas Pemuda dari Zaman Orba

Mari kita mulai dari KNPI. Saya digabungkan ke dalam sebuah grup (umum) WhatsApp yang anggota grupnya adalah masyarakat, pemuda, dan pejabat yang berdomisili di dalam maupun di luar Boven Digoel.

Baca Juga :  Pencaker OAP di Mimika Tuntut Diloloskan Seleksi CPNS Tanpa Syarat

Salah satu anggota grup membagikan poster kegiatan (KNPI) tersebut. Saya sempat bertanya dengan nada mewanti-wanti soal apakah kegiatan tersebut (pasar malam) mempunyai dampak edukatif untuk masyarakat?

Atau jangan-jangan kegiatan tersebut hanya menjadi ajang promosi KNPI dan pentolan-pentolannya saja. Pertanyaan saya tak berbalas.

KNPI sudah melakukan kegiatan, terlepas dari berbagai respon positif atau negatif. Intinya mereka sudah berbuat sesuatu.

Kenapa tidak kritik KNPI lagi? Baca saja link berita di atas dan kalian akan tahu alasan saya “malas” memeras otak lebih jauh untuk sesuatu yang sia-sia.

Bagaimana dengan pemuda di luar KNPI? Pemuda di luar KNPI sudah berbuat apa? Ikut arus atau jadi penonton arus? Atau ingin melawan arus?

Pemuda boven yang berkuliah sebagian besar mengikuti organisasi. Minimal pernah terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Boven Digoel.

Selama berkuliah dan berorganisasi, mereka sangat vokal mengkiritik pemerintah daerah maupun pusat. Kata-kata akrobatik menggugah decak kagum selalu keluar dari mulut dan tulisan mereka.

Kritikan-kritikan tersebut terlihat cerdas dan mengandung secercah harapan baru bagi daerah. Tapi sayang, ketika selesai kuliah dan kembali ke daerah, sebagian besar langsung hanyut terbawa arus ke muara pendehumanisasian.

Ada yang bercokol dengan elit politik lokal guna menipu masyarakat. Ada yang bermain mata dengan elit lokal guna mengamankan posisi di pemerintahan. Ada pula yang mulai melakukan lobi-lobi untuk investasi politik ke depannya.

Semua kritikan yang pernah dilontarkan kepada pemerintah menguap tak berbekas bersama kicauan burung di Gunung Koreom.

Janganlah berbicara hebat tentang perubahan di media sosial, jika dalam praktek nyatanya kalian tidak berbuat apa-apa. Perubahan yang kalian gaungkan di media sosial tidak pernah tercapai.

Kalau pemerintah dan jajarannya tak mampu membuat perubahan atas situasi sosial sekarang, maka pemuda bersama masyarakat yang harus melakukannya.

Gerakan pemuda dan masyarakat telah terbukti berhasil. Kapan? Mari mundur ke awal tahun 2020 ketika masyarakat tumpah ruah ke jalan-jalan di ibu kota Boven Digoel menutup tempat judi, miras, dan prostitusi.

Walapun gerakan tersebut adalah sebuah gerakan spontanitas, namun kita bisa melihat dampak apa yang mampu dihasilkan dari sebuah gerakan rakyat.

Bagi siapa saja yang merindukan perubahan, ia harus siap terlibat dalam menciptakan perubahan. Alat untuk menciptakan perubahan adalah organisasi.

Buatlah organisasi independen dan buatlah program-program yang dapat menciptakan lingkungan sosial yang sehat di sekitar anda. Gerakan yang kam buat, walaupun kecil itu sudah sangat terhormat.

Akhir kata, apakah Tanah Merah Kota Judi?

Follow WhatsApp Channel galeripapua.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Aktivis dan Tokoh Perempuan Demo Tolak Penetapan DPRK Otsus Mimika
Aktivis dan Tokoh Perempuan Tolak Keputusan Pansel DPRK Otsus di Mimika
Faktor Keamanan, TPS di Distrik Alama akan Dipindahkan ke Jila
Intelektual Nduga Desak KPU dan Bawaslu Kerja Sesuai Aturan
Pencaker OAP di Mimika Tuntut Diloloskan Seleksi CPNS Tanpa Syarat
Aktivis HAM: Ketua DPRD dan Komisi di Mimika Harus Diisi OAP
Bara Semangat Pegiat Skateboard Timika di Tengah Keterbatasan Fasilitas
12 Tahun Tunjangan Gaji Tak Berubah, Hakim Se-Indonesia akan Cuti Bersama

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 16:41 WIT

Aktivis dan Tokoh Perempuan Demo Tolak Penetapan DPRK Otsus Mimika

Jumat, 29 November 2024 - 10:44 WIT

Aktivis dan Tokoh Perempuan Tolak Keputusan Pansel DPRK Otsus di Mimika

Jumat, 22 November 2024 - 12:38 WIT

Faktor Keamanan, TPS di Distrik Alama akan Dipindahkan ke Jila

Senin, 18 November 2024 - 22:43 WIT

Intelektual Nduga Desak KPU dan Bawaslu Kerja Sesuai Aturan

Senin, 18 November 2024 - 03:33 WIT

Pencaker OAP di Mimika Tuntut Diloloskan Seleksi CPNS Tanpa Syarat

Berita Terbaru

Seorang warga memasukkan surat suara dalam kotak suara pada kegiatan simulasi di pelataran Graha Eme Neme Yauware, Timika, Papua Tengah, Rabu (24/1/2024). (Foto: Galeri Papua/Moh. Wahyu Welerubun)

Politik

KPU Mimika Pastikan 4 TPS Lakukan PSU

Kamis, 5 Des 2024 - 07:09 WIT

Jenazah Berti Liling, warga sipil yang tewas ditebas KKB Yahukimo, dievakuasi ke RSUD Dekai. (Foto: Istimewa/Satgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024)

Hukrim

Warga Sipil di Yahukimo Tewas Ditebas KKB

Rabu, 4 Des 2024 - 15:13 WIT